Siswa Perlu Teladan, Bukan Tambah Materi

Rabu, 08 September 2010 – 17:04 WIB
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Demokrat, I Gede Pasek Suardika, mengingatkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) agar tidak menambah lagi beban pelajaran di sekolah-sekolah"Yang diperlukan (adalah) penajaman materi yang sudah ada, bukan menambah materi pelajaran," kata I Gede Pasek Suardika, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (8/9), menyikapi rencana masuknya kurikulum anti korupsi ke sekolah-sekolah pada tahun 2011 mendatang.

Dia menjelaskan, korupsi itu bukan soal pengetahuan, tapi lebih kepada aspek karakter, mental, iman dan taqwa

BACA JUGA: Kemdiknas Siapkan Kurikulum Antikorupsi

"Kemendiknas dan KPK harus hati-hati
Dan saya justru mengimbau agar menunda rencana memasukkan kurikulum anti korupsi ke sekolah-sekolah itu," saran I Gede Pasek Suardika.

Strategi pemberantasan korupsi yang terbaik, lanjut anggota Komisi X DPR itu, yang penting adalah (dengan) contoh dan keteladanan dari semua pihak, termasuk guru dan kepala sekolah

BACA JUGA: Pendidikan Keaksaraan Siap Dievaluasi

Jadi bukan dari teori.

"Kalau di Kemendiknas, bagaimana menterinya bisa menekan kerugian negara akibat tidak efektifnya 20 persen APBN untuk pendidikan, dan memperlihatkan tanggung jawab atas gaji dan fasilitas kualitas pengajaran yang benar
Jangan korupsi waktu

BACA JUGA: Sampaikan Materi Kuliah Lewat Radio

Jangan jadikan siswa sebagai obyek bisnis dan obyek-obyek buku," kata Pasek memberi contoh.

Karena itu, Pasek menegaskan, mendidik sikap anti korupsi tidak mesti dengan membuat pelajaran baruPelajaran budi pekerti, semangat nasionalisme dan agama, itu sudah mencakup pelajaran anti korupsi, tapi tidak mendapat perhatian yang khusus"Yang paling penting adalah Mendiknas memberi contoh kepada siswanya," tegas Pasek(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DAK Pendidikan Gunakan Sistem Lelang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler