Pendidikan Keaksaraan Siap Dievaluasi

Senin, 06 September 2010 – 21:10 WIB

JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pendidikan keaksaraanFokus pendidikan keaksaraan ke depan tidak hanya keaksaraan dasar, tetapi memberdayakan secara ekonomi, sosial, dan budaya.

Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Hamid Muhammad mengharapkan,  pendidikan keaksaraan dapat bermakna bagi masyarakat dan mampu menjawab tantangan saat ini.

"Upaya penuntasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan kecakapan hidup dan program pengentasan kemiskinan secara umum," ujar Hamid  di Jakarta (6/9)

BACA JUGA: Sampaikan Materi Kuliah Lewat Radio

Hamid menyebutkan, pada akhir 2010 angka buta aksara diproyeksikan berkurang menjadi 4,79 persen atau 8,3 juta orang
Pada akhir 2009, kata dia, penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas tersisa 5,3 persen atau 8,7 juta orang.

Dikatakan, fokus penutasan buta aksara adalah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTS, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah

BACA JUGA: DAK Pendidikan Gunakan Sistem Lelang

"Ada 142 kabupaten yang nanti akan menjadi fokus program kita ke depan
Jumlah absolutnya dari yang paling tinggi 232.000 orang di Kabupaten Jember sampai yang terkecil Kabupaten Bengkulu Utara masih tersisa 16.402 orang," katanya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Ella Yulaelawati menambahkan,  pendidikan keaksaraan diintegrasikan dengan program kecakapan hidup

BACA JUGA: Tuntut THR, Ribuan Guru Siap Demo

Di samping keaksaraan dasar, kata dia, ada program keaksaraan usaha mandiri (KUM)"Program ini terutama diberikan bagi kabupaten yang mencapai tingkat keaksaraan lebih baik dari kabupaten lainnya," ujarnya.

Ella menjelaskan, Kemdiknas telah menunjuk 100 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk melaksanakan program keaksaraan melalui kewirausahaan atau Aksara KewirausahaanProgram rintisan ini memberikan bantuan sebanyak Rp 70 juta per lembaga"Tidak hanya keterampilan semata, tetapi dibelajarkan dengan diberi modal dasarModalnya dari bantuan itu," imbuhnya.

Program keaksaraan, lanjut Ella, diintegrasikan dengan pemberdayaan dan keaksaraan media melalui seni budaya lokal dan cerita rakyatSelain itu, pemberdayaan dilakukan dengan memperluas akses taman bacaan masyarakat (TBM) di ruang publik"Khusus bagi ibu-ibu digerakkan aksi menulis melalui Koran IbuSemacam jurnalisme desa, tetapi khusus untuk perempuanMereka dilatih untuk membuat korannya sendiri," katanya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ICW Laporkan Mendiknas ke KIP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler