JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pendidikan keaksaraanFokus pendidikan keaksaraan ke depan tidak hanya keaksaraan dasar, tetapi memberdayakan secara ekonomi, sosial, dan budaya.
Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Hamid Muhammad mengharapkan, pendidikan keaksaraan dapat bermakna bagi masyarakat dan mampu menjawab tantangan saat ini.
"Upaya penuntasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan kecakapan hidup dan program pengentasan kemiskinan secara umum," ujar Hamid di Jakarta (6/9)
BACA JUGA: Sampaikan Materi Kuliah Lewat Radio
Hamid menyebutkan, pada akhir 2010 angka buta aksara diproyeksikan berkurang menjadi 4,79 persen atau 8,3 juta orangDikatakan, fokus penutasan buta aksara adalah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTS, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah
BACA JUGA: DAK Pendidikan Gunakan Sistem Lelang
"Ada 142 kabupaten yang nanti akan menjadi fokus program kita ke depanSementara itu, Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Ella Yulaelawati menambahkan, pendidikan keaksaraan diintegrasikan dengan program kecakapan hidup
BACA JUGA: Tuntut THR, Ribuan Guru Siap Demo
Di samping keaksaraan dasar, kata dia, ada program keaksaraan usaha mandiri (KUM)"Program ini terutama diberikan bagi kabupaten yang mencapai tingkat keaksaraan lebih baik dari kabupaten lainnya," ujarnya.Ella menjelaskan, Kemdiknas telah menunjuk 100 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk melaksanakan program keaksaraan melalui kewirausahaan atau Aksara KewirausahaanProgram rintisan ini memberikan bantuan sebanyak Rp 70 juta per lembaga"Tidak hanya keterampilan semata, tetapi dibelajarkan dengan diberi modal dasarModalnya dari bantuan itu," imbuhnya.
Program keaksaraan, lanjut Ella, diintegrasikan dengan pemberdayaan dan keaksaraan media melalui seni budaya lokal dan cerita rakyatSelain itu, pemberdayaan dilakukan dengan memperluas akses taman bacaan masyarakat (TBM) di ruang publik"Khusus bagi ibu-ibu digerakkan aksi menulis melalui Koran IbuSemacam jurnalisme desa, tetapi khusus untuk perempuanMereka dilatih untuk membuat korannya sendiri," katanya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ICW Laporkan Mendiknas ke KIP
Redaktur : Tim Redaksi