Siswa SMK Ancam Guru Pakai Belati

Sabtu, 15 Februari 2014 – 07:59 WIB

jpnn.com - SIANTAR - Rikky Saputra Saragih (18), siswa SMK Negeri 1 Kota Pematangsiantar, nekat mengancam gurunya pakai belati. Penyebabnya sepele, remaja asal Jalan Rela kiri, Siantar Utara, ini tersinggung dibilang merusak pemandangan.

Keterangan diperoleh Metro Siantar (Grup JPNN), pengancaman itu terjadi saat jam mata pelajaran berlangsung di sekolah, Senin (10/2) lalu. Saat itu, Rikky tidak diperkenankan gurunya Harly Sianipar (50-an), mengikuti mata pelajaran Bidang Studi Komputer, karena terlambat masuk ke ruangan.

BACA JUGA: Ditepuk, Pegawai Disnaker Sumut Tewas

Sadar telah melakukan kesalahan, Rikky menurutinya. Tapi dia tidak kemana-mana, melainkan menunggu belas kasih gurunya dengan berdiri di depan Ruang Laboratorium, tempat berlangsungnya pelajaran komputer. Namun hingga jam pelajaran berakhir, Rikky tak kunjung diperkenankan masuk. Begitu pun ia tetap sabar.

Usai jam mata pelajaran, Harly Sianipar selanjutnya mengabsensi siswanya. Selesai mengabsensi, Guru Bidang Studi Komputer ini kemudian menegur Rikky. Tak terima ditegur, di saat itulah terjadi pengancaman.

BACA JUGA: Jari Pedagang Dibacok, Rp50 Juta Dirampas

Akibat pengancaman itu, Harly Sianipar trauma dan tidak berani mengajar di sekolah itu. Sementara Rikky telah dipecat dari sekolah yang beralamat di Jalan Bali Kota Pematangsiantar itu.  

Rikky, saat ditemui di kediamannya, Jumat (14/2), mengatakan, awalnya tidak ada melakukan pengancaman kepada gurunya. Saat itu, Rikky mengakui terlambat masuk ke Ruang Laboratorium tempat dimana mata pelajaran komputer berlangsung.

BACA JUGA: Sidang Suami Bunuh Istri Ricuh

“Saya terlambat karena baru selesai dari kamar mandi bang, di situ saya terus tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran,” terang Rikky.

Masih kata Rikky, selama pelajaran berlangsung, dia berdiri di depan pintu laboratorium. Lalu seusai mengabsen siswa yang ada di ruangan, pak Sianipar mengatakan kepadanya “mending keluar aja dan memintanya mencari tempat (sekolah) lain".

Saat itu, Rikky mengaku diam dengan mata melotot. Setelah itu, Sianipar kembali bicara dengan emosi dan menuduhnya merusak pemandangan. “Dia bilang aku merusak pemandangan,” aku Rikky, kemudian terdiam sejenak.

Disinggung ketika soal pengancaman yang ia lakukan, Rikky mengakuinya. Namun kata Rikky, posisi pengancaman itu tidak dilakukan saat berada di depan Ruang Laboratorium, melainkan sudah berpindah sedikit dari lokasi semula. Saat itu, Rikky mengaku mengatakan agar gurunya berhati-hati. “Memang saat kubilang hati-hati saja kau pak, aku menjulurkan sebilah pisau,” ujar Rikky.

Menanggapi masalah ini, Rita Panggabean, orangtua Rikky, mengatakan sempat bermohon kepada pihak sekolah, supaya anaknya tidak sampai dipecat. “Saya sudah bermohon untuk satu kali ini saja atau permohonan yang terakhir kalinya. Permohonan itu saya sampaikan sebelum ada kata-kata perdamaian tertulis pada lembar yang dibuat dari pihak sekolah,” sebut Rita.

Namun permohonannya ditolak pihak sekolah. “Pihak sekolah beralasan terpaksa melakukan pemecatan dengan alasan demi kenyamanan guru-guru. Sebab katanya, guru-guru di sana takut jika anak saya masih sekolah di tempat itu,” sesal Rita.

“Aku sakit hati karena anakku dikeluarkan dari sekolah. Tapi mau bilang apa, kepala sekolah mengaku semua guru-guru yang ada SMK Negeri 1 merasa keberatan. Intinya, aku tidak terima anakku dikeluarkan dari sekolah,” cetus Rita lagi.

Terpisah, Guru BP (Guru Pembimbing) SMK Negeri 1 Siantar Rosleni Munthe, yang menangani permasalahan pengancaman siswa terhadap guru menjelaskan bahwa Rikky, siswa Kelas XI AP 3 itu tidak hanya mengatakan hati-hati terhadap  gurunya tapi juga melontarkan kata-kata kotor sambil menjulurkan pisau ke depan pak Sianipar. Rosleni menjelaskan, menindaklanjuti permasalahan itu, pihak sekolah kemudian meminta kehadiran orangtua siswa.

“Jadi, kami tidak ada melakukan pemecatan, melainkan mengembalikan siswa kepada orangtua dan orangtuanya lah yang meminta supaya anaknya dipindahkan ke sekolah lain,” ujar Rosleni.

Kemudian lanjut Rosleni, sejak kejadian Senin kamarin sampai Jumat (14/2), pak Sianipar belum berani masuk sekolah karena masih trauma atas ancaman bunuh yang dilakukan Rikky. “Sejak masalah itu, pak Sianipar belum mau masuk mengajar karena masih takut kepada Rikky,” aku Rosleni.

Alasannya sejak kejadian itu pula, sampai saat ini, Rikky masih sering kelihatan di sekitar sekolah. Diduga ini yang membuat rasa ketakutan pak Sianipar sehingga belum masuk mengajar sudah empat hari. “Pak Sianipar tinggal di Tiga Balata, mungkin karena Rikky masih berkeliaran di sekitar sekolah makanya bapak itu takut masuk sekolah,” terang Rosleni.

Menganai hal itu, Rikky ketika kembali dimintai keterangan, mengatakan, berkeliaran di sekitar sekolah bukan ada niat mencari atau menunggu kedatangan pak Sianipar, melainkan hendak mengantar adiknya sekolah di SMP Teladan. Sebelumnya, dia mengaku datang ke sekolah karena hendak mengambil flashdisk dari teman dan uang koperasi.

“Aku ke sekolah karena ada urusan bang, bukan mau menunggu pak Sianipar,” aku Rikky, mengenai keberadaannya di sekitar SMK Negeri 1 Siantar. (end/dro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyabu di Pasar, PNS Diciduk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler