jpnn.com - JPNN.com - Belum selesai proses hukum pencabulan anggota DPRD Kepri terhadap siswi SLTA beberapa waktu, sudah terjadi lagi kekerasan seks terhadap bocah 11 tahun, dan digilir empat remaja.
Kejadian memilukan tersebut pada hari Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Natuna (3/12) lalu.
BACA JUGA: Hiks..Trauma Berat, Bocah Korban Pencabulan Meninggal
Ketua KPPAD Natuna Raja Peni mengatakan pihaknya sangat menyesalkan terjadinya kasus tersebut. "Korbannya ternyata masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bukan SMP. Memang badannya bongsor. Kami sangat menyesalkan kejadian ini," ungkap Peni seperti diberitakan Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
KPPAD kata Peni, sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar hak anak tetap terpenuhi dan berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB yang selama ini mendampingi korban anak dan anak berhadapan dengan hukum.
BACA JUGA: Mengaku Dukun, Cabuli Tetangga sampai Hamil 6 Bulan
"Penanganan kasus ini sudah tepat dan prosedurnya. Anak berhadapan dengan hukum juga mendapat penangan khusus dan di tempat penahanan khusus anak," kata Peni.
Namun menurut Peni, terdapat beberapa catatan KPPAD dalam kasus ini. Salah satu pemicunya adalah kurangnya pengontrolan orangtua kepada anak. Sudah larut malam, anak masih berada di luar rumah.
BACA JUGA: Ternyata Pemerkosa ABG 19 Tahun Itu Humas Komisi II
Diakuinya, khususnya korban ini orangtuanya tidak menyadari anaknya dijemput. Karena keluar dari jendela kamar. Sehingga orangtua tidak menyadari anaknya berada di luar.
"Jadi orangtua kecolongan, anak keluar dari jendela kamar. Tapi ini kami cek lagi, tentu korban perlu mendapat penanganan psikolog anak," ujar Peni.
Selain itu kata Peni, catatan utamanya adalah penjualan minuman keras dijual bebas. Menyebabkan remaja sekolah mudah mendapatkan minuman haram yang berujung kerusakan moral remaja.
"Penjualan miras dinilai terlalu bebas di Ranai. Ini catatan penting kami, KPPAD mengharapkan ada tindakan kepada pedagang Miras," tutup Peni.
Terungkapnya kasus kekerasan seks terhadap anak di Natuna menyita perhatian masyarakat. Ternyata pemicu perbuatan keji ini adalah minuman keras jenis arak.
Bocah usia 11 tahun digilir empat remaja masih status pelajar SMA di Ranai, setelah berpesta tiga botol arak dan mencekoki korban.
Kapolres Natuna AKBP Charles Sinaga mengatakan, pengaruh miras memang sangat berbahaya khususnya terhadap anak-anak dan remaja.
"Terkait hal ini kami akan tingkatkan pengawasan peredarannya khususnya di Natuna. Pedagang miras akan kami sikat," kata Charles. (arn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PARAH! Mbah Dukun Ngaku Bisa Pindahkan Janin, Jarinya Blusukan
Redaktur & Reporter : Budi