jpnn.com, BOGOR - Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, kebijakan pembangunan infrastuktur yang masih yang dilakukan Presiden Jokowi dalam empat tahun terakhir ini selain untuk menunjang kemajuan seluruh provinsi di Tanah Air, tetapi juga untuk ketahanan wilayah.
Kebijakan memperioritaskan pembangunan infrastruktur mencerminkan style kepemimpinan Jokowi yang sesuai dengan Teori Wilayah. Dalam buku Regional Planning: Introduction and Explanation by Melville C. Branch Praeger (1988).
BACA JUGA: Menteri Siti Minta Gubernur Viktor Kaji Lagi Penutupan Taman Nasional Komodo
Begitu juga pendekatan blusukan sosok Jokowi sejak sebagai wali kota, lalu Gubernur dan Presiden, maka aktualisasi kepemimpinannya juga ditopang oleh teori wilayah. Wilayah secara teori meliputi Area, Distrik, Teritorial, Daerah komando, Tempat Operasi, bisa juga berarti terkait Masa Peradaban (lembah, sungai, dan lain laiin), masuk filosofis religi, surga neraka, juga bisa berarti Indikasi komersial : tambang, mineral.
“Oleh karena itu, infrastruktur yang menjadi bagian penting agenda Bapak Presiden dan dirangkum dalam buku juga merupakan hal yang secara teoritik memang harus dilakukan. Selain untuk memenuhi pembangunan wilayah dan sangat penting juga untuk semakin memperkuat ketahanan wilayah dan ketahanan nasional kita,” ujar Siti Nurbaya yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang hadir sebagai Keluarga Alumi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi pembicara kunci atau keynote speach bedah buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya, di Puri Begawan, Bogor, Minggu (3/2).
BACA JUGA: Testimoni SMI soal Ikhtiar Panjang Kuasai Freeport Indonesia
Menurut Siti Nurbaya, relevansi dirinya hadir dalam bedah buku dan concern tentang konteks dan konten buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya mengingat sebagai alumni IPB Angkatan 12, masuk 20 Februari 1975 dan lulus 19 Februari 1979 dan wisuda tanggal 27 April 1979, 4 Mei membuat lamaran ke Mentan dan Mendagri dan mulai bekerja sebagai PNS Dinas Pertanian Juni 1979.
“Buku karya Alberthiene Endah ini merupakan story telling tentang aktualisasi seorang anak manusia bernama Joko Widodo sejak kecil hingga kiprahnya saat ini dan juga mimpi-mimpi besar optimistik bangsa Indonesia ke depan,” nilai Siti Nurbaya.
BACA JUGA: Gelar HAPPI, KLHK Berupaya Mengendalikan Perubahan Iklim
Ibu Siti Nurbaya (kedua kiri) selaku Alumni IPB saat bedah buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya, Minggu (3/2).
Dalam diskusi bedah buku Jokowi ini yang dipandu mantan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Cyrillus I Kerong tersebut berjalan cukup menarik karena mengupas sosok Jokowi dan mendalami kinerja yang selama ini sudah dilakukan Presiden RI tersebut. Dengan semakin paham, maka para pendukung Jokowi bisa menularkan kebaikan Jokowi kepada masyarakat secara obyektif
Ratusan peserta yang tergabung dalam Keluarga Alumni IPB (KamIPB) dan kampus-kampus se-Bogor Raya hadir mendengarkan paparan dari penulis buku Jokowi, Alberthiene Endah, juga pembahas dari IPB Imam Sugema, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH Mustofa Abdullah Bin Nuh, dan anggota DPR Budiman Sudjatmiko.
Jokowi Membangun Keadilan
Siti Nurbaya yang lulus dari kampus IPB ini baik S-1 (1979) dan S-3 (1998) menjelaskan dalam konteks kepemimpinan Jokowi, setidaknya secara intelektual bisa dilihat hal-hal yang relevan dengan keilmuan dalam kepemimpinan Presiden Jokowi; yang ini jelas mempertegas bahwa pemimpin tidak bisa asal-asalan, harus cermat dan memiliki landasan-landasan. Pancasila dan UUD 1945 (ideologis dan konstitusi), serta landasan operasional dan tentu berbagai atribut lain yang dibutuhkan seperti sensitifitas terhadap persoalan rakyat. Ditegaskan dalam buku Menuju Cahaya ini pandangan sangat prinsip dari Bapak Jokowi bahwa keadilan itu ialah sensitif terhadap persoalan rakyat. Dan itu sangat tepat dan relevan dengan prinsip-prinsip apa gunanya pemerintah untuk rakyat.
Lebih lanjut dipaparkan Siti Nurbaya, secara teori bahwa demokrasi membangun saluran untuk besuara atau voice serta menghasilkan pilihan-pilihan yang baik supaya adil untuk rakyat atau choice. Itulah yang dibangun dan dikerjakan oleh Presiden Jokowi. Memberi ruang untuk bersuara, bertatap muka, mendengarkan hadir di tengah rakyat, memimpin ditengah rakyat, merasakan kesulitan rakyat. That is the Voice concept.
“Tidak hanya berhenti disitu setibanya di kantor di meja kerja bersama, dalam Sidang Kabinet Paripurna atau Rapat Terbatas Kabinet, dibahas secara mendetil dengan situasi lapangan yang ada, maka pilihan-pilihan apa yag bisa diberikan dan harus diselesaikan untuk menjawab permasalahan rakyat yang dijumpai. Dan adalah tugas jajaran eksekutif untuk membangun artikulasi kepentingan tersebut dan menyiapkan pilihan-pilihan kebijakan untuk dipisahkan,” ujar Siti Nurbaya.
Dalam kaitan tugas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), maka sesungguhnya gaya kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini sangat relevan dalam mencapai tujuan pembangunan LHK. Karena yang dijaga oleh KLHK ialah berkiatan dengan hal-hal Kedaulatan Negara dan Produktivitas Bangsa, Kebijakan alokasi/distribusi, Perizinan; Supervisi dan Pembinaan (stewardship), Pengawasan, dan Penegakan Hukum.
“Hal ini berkaitan dengan posisi bahwa : Hutan merupakan sumber plasma nutfah yang kaya keanekaragaman hayati. Lalu, hutan merupakan sistem penyangga kehidupan dengan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Kemudian, hutan merupakan komponen penting dalam perubahan iklim dan hutan merupakan pendukung pembangunan penyedia ruang/lahan,” ujar Siti Nurbaya.
Sementara itu, Ketua KamIPB Titik Wijayanti menyebutkan bahwa kegiatan itu merupakan salah satu upaya untuk terus menggelorakan dukungan bagi Jokowi dan Ma’ruf Amin. Dengan diskusi tersebut maka publik semakin paham tentang figur Jokowi yang tetap konsisten untuk terus membangun Indonesia. “Sosok Jokowi semakin dipahami sehingga publik tidak tertipu dengan hoaks yang menyebarkan kebencian,” ujarnya.
Sebelumnya, KamiIPB bergabung dengan ribuan alumni perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta dalam deklarasi mendukung Jokowi-Maruf Amin di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (12/1). Ratusan alumni IPB tersebut berbaur bersama ribuan alumni dari Universitas Indonesia (UI), dan berbagai perguruan tinggi negeri dan lainnya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Langkah Koreksi Presiden Bidang Kehutanan Mulai Dinikmati
Redaktur & Reporter : Friederich