'Skill' di Atas Rata-rata, Berpeluang Main di Eropa

Jumat, 26 Februari 2010 – 05:17 WIB
LATIHAN - Malik (kanan) berlatih seminggu tiga kali di Internasional Sport Club Indonesia (ISCI), Ciputat. Foto: Titik Andriyani/Jawa Pos.
Hampir setahun pesepak bola junior asal Bangkalan, Madura, Abdul Malik, berlatih di SSI ArsenalPara pelatih memuji perkembangan skill-nya

BACA JUGA: Vivi 11 Kali Menikah, 9 Kali Secara Siri

Bahkan, Malik dinilai memiliki peluang bermain di klub Eropa
Seperti apa?

Laporan TITIK ANDRIYANI, Jakarta

KERINGAT
bercucuran membasahi wajah Abdul Malik, 12, seusai berlatih juggling dan mendribel bola di lapangan International Sport Club Indonesia (ISCI), Ciputat

BACA JUGA: Kampung-Kampung yang Penduduknya Banyak Menikah Siri (1)

Gerakannya gesit saat menggiring bola
Tembakannya ke arah gawang juga akurat.

Delapan bulan lalu, bocah asal Kampung Junok, Desa/Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura, itu diboyong ke Jakarta untuk dilatih di Sekolah Sepak Bola Indonesia (SSI) Arsenal karena dinilai memiliki skill istimewa.

Mantan pelatih Perseba Bangkalan Rasiman yang menemukan bakatnya

BACA JUGA: Mahathir Sumbang Tiga Kapal, Berharap Satu Lagi dari Indonesia

Malik yang sebelumnya menjadi joki karapan sapi di Bangkalan itu kemudian dibawa untuk menjadi bagian tim U-12 SSI Arsenal.

Saat ditemui Jawa Pos, Malik tengah berlatih bersama saudara angkatnya, Syahrian Abimanyu, putra tunggal RasimanSaat ini Rasiman menjadi pelatih Timnas U-16Dia bersama istri yang sudah boyongan ke Jakarta bahkan mengangkat Malik sebagai anaknya.

Di sebelah pojok lapangan, pelatih asal Brazil Claudio Daniel Olivera Luzardi mengawasi mereka berduaLima menit kemudian, Malik dan Abi rehatRaut senang terlihat di wajah MalikDia mengaku sudah kerasan tinggal di JakartaBocah kelahiran 30 Juni 1997 itu rutin berlatih seminggu tiga kali di bawah arahan Claudio Daniel OliveraYaitu, tiap Senin dan Kamis pukul 16.00-18.00 dan Minggu pukul 10.30 hingga 12.00.

Di luar itu, porsi latihan ditambah sendiri oleh RasimanSehari-hari, oleh Rasiman, Malik dan Abi dilatih privat di rumah"Kecuali SabtuPagi dan sore kami rutin berlatih," ujar MalikMereka bisa berlatih setiap hari karena memiliki lapangan mini di samping rumahTiap pagi, pukul 06.00-07.30, Rasiman meminta mereka berlatih fisikUntuk sore latihan lebih ditekankan pada teknik permainanMisalnya shooting, juggling, dribble, heading maupun keeping"Atau berlatih dua lawan dua," ucapnya.

Di SSI Arsenal, Malik diposisikan sebagai strikerMalik mengatakan, menurut pelatihnya, dia memiliki kemampuan bagus dalam hal kecepatan"Juga melewati lawan," akunyaSementara kelebihan Abi adalah jugglingDalam sehari porsi latihan juggling mencapai lebih dari 1.000 kali.

Selama di Jakarta, Malik juga beberapa kali ikut turnamenMisalnya, turnamen yang digelar Pelita Jaya, piala Ahmad Dani, maupun BupertaTimnya sempat menyabet juara III saat memperebutkan piala Ahmad DaniPada 23 Maret mendatang, Malik masuk tim all star yang akan berangkat ke Singapura untuk mengikuti International School Selection se-Asia TenggaraTimnya adalah gabungan anak-anak U-12 yang terpilih dari Indonesia, Belanda, Prancis, Brazil, Portugal, dan InggrisMalik terpilih masuk tim all star bersama dua pemain Indonesia lainnya.

Pada awalnya Malik mengaku agak canggung dengan lingkungan baruNamun, dia cepat menyesuaikan diri, baik untuk berinteraksi bersama teman satu klub maupun sekolah.

Malik saat ini bahkan sudah masuk SMPRasiman dan istri menyekolahkan dia di SMP Darul ThiromLokasinya berdekatan dengan rumah mereka di kawasan Ujung Aspal, Pondok GedeSehari-hari ke mana-mana Malik selalu bersama Abi"Karena dulu Pak Rasiman membawa saya ke sini untuk menemani Abi supaya ada teman latihan," tuturnya.

Selama di Jakarta, Malik mengaku sudah diajak keliling orang tua angkatnya ke mana-manaAnak pasangan Sublih, 40, dan Saimi, 38, itu mengaku kadang merindukan kampung halaman dan teman-temannyaMaklum, sejak dibawa ke Jakarta, Malik baru pulang sekali"Waktu ujian akhirSoalnya, mau melanjutkan ke SMP," sebutnya.

Peluang Malik untuk pulang kampung relatif kecil karena dia sibuk berlatihKarena itu, kedua orang tuanya kadang datang menjenguknyaMeski terpisah jarak, kedua orang Malik rutin menghubunginya"Pesan bapak-ibu, jangan lupa salat, jangan bertengkar, jangan malas sekolah, dan rajin belajar," ujar Malik menirukan wejangan ayahnya.

Malik mengatakan, selama di Jakarta dia mendapat banyak pengalaman baruMisalnya, dia diajak syuting sinetron pendek untuk persiapan menjelang World Cup 2010 di Afrika SelatanDia bersama 14 anak SSI Arsenal mendapat kesempatan tersebut"Rasanya senang sekali," ujarnyaLantaran kesibukannya itulah kadang Malik izin meninggalkan pelajaran di sekolah"Pak Rasiman yang menguruskan izinnya," ucap fans berat Cristiano Ronaldo itu.

Malik memang gandrung pemain asal Brazil ituDalam kacamatanya, skill Ronaldo amat luar biasa"Dia cepat dan lincahSaya ingin seperti dia," ucapnya mantapKarena itu, Malik dan Abi sama-sama bermimpi menjadi pemain dunia"Ingin buat orang tua bangga," ucapnya.

Salah seorang pelatih SSI Arsenal, Claudio Daniel Olivera Luzardi, mengakui, Malik memiliki banyak potensi untuk menjadi pemain besarDari sisi kepribadian, Malik dinilai memiliki dedikasi tinggi, confidience yang kuat, dan disiplinTiga hal itu, menurut dia, menjadi modal besar untuk menjadi pemain hebat"Dia juga full attention," ucap pelatih asal Brazil yang sudah 16 tahun tinggal di Indonesia itu.

Dari segi teknik, Malik memiliki skill di atas rata-rata pemain SSI ArsenalMenurut dia, Malik adalah diamond bagi SSI Arsenal"Dia pemain nomor satu kamiSkill individunya luar biasa," puji ClaudioMenurut dia, beberapa pelatih SSI Arsenal lain dari Italia, Inggris, dan Chili juga sepakat dengan hal ituDi SSI Arsenal memang juga ada pelatih dari negara-negara tersebut.

Bahkan, kata Claudio, pelatih kepala SSI Arsenal Delmoul Holland, yang juga mantan pemain andalan Lokomotif Moskow, mengakui bahwa Malik berpotensi menjadi pemain besar"Semua pelatih di sini berkesimpulan dia yang terbaikSaya yakin Malik berpeluang besar main di luar (negeri, Red)," tutur mantan pemain klub Vasco da Gamma, Brazil, ituApalagi, kata dia, Malik akan masuk tim nasional U-14"Dia berpeluang mengangkat nama Indonesia dengan bermain di klub luar, bahkan Eropa," ucapnya.

Tak hanya memiliki teknik bermain bagus, Malik dinilai bisa menjadi penggerak timnyaKarena itulah, Malik diberi ban kapten"Beberapa pemain kami sudah ada yang bermain di luar seperti AmerikaSaya yakin Malik segera menyusul," ujar pelatih berusia 38 tahun itu.

Hanya, kata Claudio, ada satu kekurangan MalikPostur tubuhnya dinilai kecil dan kurang kuatPadahal, untuk bermain di klub luar negeri, terutama Eropa, postur tubuh menjadi salah satu hal penting"Secara teknik, kemampuan dia nggak ada masalahHanya kekuatannya yang kurang," ujarnya.

Hal senada diakui Nur Setiati, ibu angkatnyaDia mengaku, kali pertama Malik tiba di Jakarta, susah sekali makanNamun, Nur bertekad agar berat badan Malik bertambah"Saya sampai bawa dia ke dokterAnak ini kenapa kok nggak doyan makan," pikirnya.

Berbagai makanan bergizi pun lantas dihidangkan untuk MalikKini berat badan Malik mencapai 34 kilogramPadahal, kata Nur, ketika tiba di Jakarta, berat badannya hanya 25 kilo"Saya sampai nggak tega waktu ituSekarang dia lumayan berisiWaktu ke sini, orang tuanya sampai kaget," ujarnya.

Rasiman menambahkan, kini masalah nutrisi sudah dapat diatasiSecara teknis, kemajuan yang diperlihatkan Malik sangat baik"Demikian juga mentalnyaMudah-mudahan posturnya berkembang menjadi lebih baik lagi," ungkapnya.

Dia optimistis Malik menjadi pemain hebatMenurut dia, hal itu harus didukung dengan peluang dan jaringan"Kami hanya berharap dia menjadi pemain bagusKarena itu, kami selalu mengupayakan yang terbaik," ucapnya(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanya Lokasi Pertemuan di Perjalanan, Komunikasi Tiba-Tiba Terputus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler