jpnn.com, JOGJA - Era Menteri Pariwisata Arief Yahya identik dengan angka-angka. Semakin detail dengan target dan capaian, untuk merumuskan program dan kinerja. Selalu berpikir, berangkat, dan berawal dari akhir, yakni target.
“Berapa target, baru membuat program apa untuk mencapai target!” kata Menpar Arief Yahya.
BACA JUGA: Silakan ke Bali, Ada Penglipuran Village Festival 2017
Semua deputi di Kemenpar, selama tiga tahun ini dibudayakan dengan cara berpikir korporasi seperti itu.
Cara berpikir seperti ini jauh memengaruhi budaya kerja, karena berorientasi kepada hasil, target kunjungan. Bukan hanya proses yang benar, tapi juga hasil sebagai gol akhir.
BACA JUGA: Kemenpar Yakin Banyak Desa Mendunia Seperti Penglipuran
Banyak daerah sudah menggunakan pendekatan yang sama. Lakukan benchmark, gunakan standar dunia, dan sentuh dengan digital.
Sleman Jogja juga mulai menajamkan angka-angka dalam membangun dan menentukan arah kabijakan pariwisata.
BACA JUGA: Menpar Arief Yahya: Silakan Menikmati Akhir Tahun di Bali
Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman menunjukkan trend kenaikan yang menggembirakan. Tercatat sampai dengan 30 November 2017, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman telah mencapai 6.787.241 kunjungan.
Bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada periode yang sama pada tahun 2016 yang lalu, terdapat kenaikan sebesar 34,58 persen.
"Kenaikan terbesar pada jumlah kunjungan wisatawan ada pada event yang diselenggarakan di Kabupaten Sleman (47,52 persen). Diikuti kunjungan wisatawan di Desa Wisata (42,41 persen), kunjungan wisatawan di candi (35,44 persen), dan kunjungan wisatawan di destinasi wisata alam (33,06 persen)," urai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih.
Mengacu pada data tersebut, Sudarningsih yakin jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman sampai akhir tahun 2017 akan mencapai kisaran 7 juta sampai dengan 7.250.000 kunjungan wisatawan.
Keyakinan ini didukung dengan adanya beberapa event pendukung yang akan dilaksanakan baik oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman maupun oleh destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sleman.
Terkait hal tersebut, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman akan menggelar Festival Merapi 2017 dengan mengambil tema Lereng Merapi Menyanyi dan Menari.
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang kreativitas tampilan keberagaman seni, budaya dan pariwisata yang dikemas dalam suatu atraksi pariwisata, yang diharapkan dapat mempromosikan destinasi pariwisata di Kabupaten Sleman, utamanya di Kaliurang.
Selain itu kegiatan ini juga merupakan rangkaian acara pembuka dalam rangka menyambut liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya meminta daerah lebih gencar mempersiapkan destinasi baru yang dia sebut destinasi digital.
Kegiatan penampilan kreasi seni dan budaya ini akan diselenggarakan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 23 dan 24 Desember 2017 bertempat di Tlogo Putri, Lapangan Panti Asih, Hargobinangun, Pakem, dan Balai Desa Kepuharjo, Cangkringan.
Kreasi seni dan budaya di Tlogo Putri menampilkan 14 grup jathilan se-Kabupaten Sleman. Mereka akan menampilkan atraksi jathilan selama 24 jam nonstop, dimulai pada pukul 08.00.
Sedangkan, panggung di Lapangan Jati Asih akan menampilkan 17 grup kesenian warga desa Hargobinangun, Pakem yang meliputi angklung, band akustik, dan tari-tarian. Sedangkan atraksi yang akan ditampilkan di Balai Desa Kepuharjo adalah tari-tarian, musik dan band.
Untuk lebih menyemarakkan kegiatan ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman juga mengadakan lomba fotografi dengan tema “Lereng Merapi Menyanyi dan Menari”, yang akan dipusatkan di Tlogo Putri dengan total hadiah Rp 4,5 juta rupiah bagi 3 orang dengan hasil foto terbaik berdasarkan keputusan dewan juri.
Pada saat yang sama, mulai tanggal 23 Desember 2017 sampai dengan 7 Januari 2018, di sepanjang Jalan Kaliurang setelah masuk gerbang retribusi Kaliurang akan dilaksanakan Festival Lampion dan Penjor.
Festival Lampion dan Penjor ini diikuti oleh 22 pedukuhan yang ada di Desa Hargobinangun, Pakem. Tema yang diangkat dalam festival lampion dan penjor tahun ini adalah flora dan fauna lereng Merapi.
Kreativitas warga di 22 pedukuhan di Desa Hargobinangun yang dipresentasikan dalam bentuk lampion dan penjor ini, akan dinilai oleh juri dari Dinas Pariwisata dan memperebutkan total hadial 26 juta rupiah dan trofi penghargaan bagi 6 pemenang festival lampion dan 6 pemenang festival penjor.
"Bagi traveler yang mengagendakan liburan akhir tahun ke Jogja, silakan datang ke Sleman. Kami siap menyambut kedatangan Anda," tandas perempuan yang biasa disapa Ning ini. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batam International Culture Carnival Bius Wisman Crossborder
Redaktur & Reporter : Ragil