SMAK Dago Jadi Medan Perang

Selasa, 19 Juli 2011 – 08:35 WIB

BANDUNG--Sengketa tanah SMAK Dago yang sudah berlangsung sejak tahun 1979, berakhir rusuh, kemarin (18/7)Kedua belah pihak yang mengklaim memiliki hak atas tanah seluas 19, 64 meter persegi tersebut terlibat bentrok fisik

BACA JUGA: Perdaduk Batam Diberlakukan, Pungli Tetap Marak di Pelabuhan

Bahkan, nyaris sekitar 1,5 jam jalanan sekitar Jalan Ir H Juanda, Dago lumpuh total dan mencekam.

Sebelumnya, massa yang mengatasnamakan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK) menduduki halaman SMAK Dago sekitar pukul 16.00 WIB dengan membawa spanduk penyegelan atas tanah SMAK Dago karena pihak massa PLK menduga yayasan sekolah berusaha membuat Hak Guna Bangunan (HGB)
"Awalnya mereka menyewa sejak tahun 1979, namun mereka berupaya membuat HGB," ujar perwakilan PLK, Bastian Wangge, di lokasi penyegelan, Jalan Ir H Djuanda No

BACA JUGA: Pekanbaru Segera Cairkan Tunjangan Sertifikasi

93, Senin (18/7).

Bastian mengungkapkan pihaknya memiliki kekuatan hukum tetap yang legal
Kekuatan tersebut berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No

BACA JUGA: PNS Musirawas Dilarang Hadiri Pesta Malam

1223, 1224, 1228, 1229, 1230, 1231, 1232 seluas 19.640 m2 serta mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 245/Pdt/G/1991, Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 218/Pdt/1992/PT Bandung, putusan Peninjauan kembali Mahkamah Agung RI Nomor 58 Pk/Pdt/1995 dan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 74/G/TUN/2002/PTUN JKT, JONo 247/B/TUN/2002/PT TUN JKT, JONo 261K/TUN/2003, JoNo 54 PK/TUN/2008.

Secara terpisah, kuasa hukum Yayasan Perguruan Sekolah Kristen (YPSK) Jabar, Wila Supriadi menyatakan, tanah yang ditempati SMAK Dago merupakan tanah milik negaraSebab, tanah itu sebelumnya dimiliki orang Belanda yang diserahterimakan kepada pemerintah RI"Ini merupakan tanah milik bangsa Belanda lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia, jadi siapapun tidak bisa mengklaim hak milik," bebernya.

Sebelumnya penyegelan berlangsung damai, meskipun beberapa pihak dari LPK meniki gedung sekolah untuk mencoba memasang papan pengumuman tentang penyegelan tersebut

Namun tak lama kemudian, massa yang mengatasnamakan pihak Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Kristen Jawa Barat(YP SMK Jabar), mendatangi massa PLK,  massa pun saling berhadapanMassa dari YP SMK Jabar meminta massa PLK untuk meninggalkan sekolah.

Mereka kemudian memukul mundur massa PLK dengan mengejar massa sambil membawa kayuAda beberapa orang dari massa PLK yang terkena pukulanMereka dihalau ke arah Dago atas atau RS Borromeus.

Selang 10 menit kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB, massa PLK kembali datang sambil lempar batu dan merangsek masukKemudian perang batu pun tak terhindarkan20 puluh polisi yang sejak jadi berusaha menenangkan, tak bisa menahan massa.

Kedua massa, sebagian di antaranya ada yang membawa golok dan balok, saling lempar dan saling kejarHingga pukul 17.20 WIB, aksi perang batu terus terjadiJalan Dago depan sekolah pun akhirnya ditutupBahkan FO yang berada di sekitarnya juga tutupBelum terlampiaskan amarahnya, massa dari PLK lantas melakukan pengrusakan terhadap mobil sedan bernopol D 1190 AVTidak hanya itu, mereka pun membakar mobil Avanza bernopol D 1360 XM.

Aksi tersebut membuat Jalan Dago ditutup dari wilayah Cikapayang hingga wilayah RS BorromeusSekitar pukul 16.45 WIB, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto dan Kasat Reskrim AKBP Tubagus Ade Hidayat turun berupaya mendinginkan massa"Harap tenang, kalian kan mengincar mereka, jangan masyarakat yang jadi korban," tegas Tubagus.

Upaya persuasif yang dilakukan keduanya berhasilMassa dari PLK mau membubarkan diri dan dievakuasi dengan sebuah bus serta dikawal pulang ke JakartaLalu, dua unit Damkar masuk ke lokasi kejadian berusaha memadamkan mobil yang terbakar"Pemicunya masih kami selidiki, dan tidak ada yang kami tahanTapi, ada mobil yang dirusak dan dibakarSelain itu, ada dua orang yang terluka dan dibawa ke rumah sakit terdekat," kata Jaya kepada wartawan di lokasi kejadian.

Jaya  berharap persoalan sengketa lahan ini diselesaikan lewat pengadilanSebab, siswa SMAK Dago terancam tidak bisa sekolah."Kasihan yang jadi korban kan siswa, kami di sini hanya berusaha melindungi masyarakat tidak memihak siapapun," jelasnya.

Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda mengatakan,  para pelaku  kerusuhan dipersilakan meninggalkan Kota BandungTerutama jika keberadaannya hanya ingin mengacaukan dan membuat kerusuhan."Kota Bandung ini kan kota jasa, tentu sangat membutuhkan pencitraanSalah satunya dengan menjaga keamanan," tegas Ayi.

Ayi mengaku sangat menyayangkan kerusuhan iniMenurut Ayi, kerusuhan saat ini menjadi cermin ketidakpatuhan hukumKarenanya,  Ayi meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku kerusuhan dan diproses secara terbukaHal ini dilakukan,  untuk menimbulkan efek jera bagi siapapun yang akan menimbulkan kerusuhan serupa di Kota Bandung

"Kerusuhan serupa dikhawatirkan merusak sendi kehidupan lain termasuk ekonomi, apalagi kota bandung adalah kota jasa yang salah satunya mengandalkan kenyamanan dan keamanan," tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji menyebutkan kisruh yang terjadi di SMAK Dago memang sangat internal sekali, sehingga pihak dinas dalam hal ini hanya berupaya untuk mejaga kegiatan belajar siswa“Kalau ternyata besok(hari ini.red) dirasa tidak kondusif oleh sekolah, sebaiknya maka di liburkan saja siswanya,” terangnya.

Ia pun mengatakan akan segera menurunkan tim pengawas dan Kepala Bidan Pendidikan SMA/SMK Kota Bandung untuk segera melakukan pengecekan di lapangan, bagaimana kondisi sekolah saat ini(dhi/mur/tie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sertifikasi Tanah jadi Ajang Pungli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler