jpnn.com, JAKARTA - SMA Presiden 2 Tanjung Lesung berkonsep asrama dan pembelajaran di pinggir pantai saat ini menerima pendaftaran siswa baru.
“Dengan konsep asrama, kontrol pendidikan karakter, kedisiplinan serta pengembangan kemampuan akademik murid akan menjadi maksimal. Siswa-siswi akan ditempa untuk menjadi pribadi lebih disiplin, patuh, dan menjunjung tinggi kehormatan keluarga,” ujar Kepala Sekolah SMA Presiden 2 Tanjung Lesung Kolonel Laut (Purn) Ir Suhartotok, ST, MMSI, IPU, Asean Eng di Jakarta, Selasa (25/4/2023).
BACA JUGA: Rekrutmen PPPK 2023, Prioritaskan Guru Honorer Tanpa Penempatan Sekolah Induk
Suhartotok yang berlatar belakang tentara ini ingin mengutamakan kepada para siswanya pada aspek kedisiplinan.
Namun, dia mengatakan kedisiplinan bukan berarti membuat siswa-siswi menjadi tertekan.
BACA JUGA: Bupati Lombok Tengah Penuhi Janji Politik, Sekolahkan Anak Yatim di Fakultas Kedokteran
“Kami akan memberikan pembelajaran menyenangkan dengan memanfaatkan kondisi alam yang asri,” ujar Suhartotok.
SMA Presiden 2 Tanjung Lesung, sambungnya, memfasilitasi kegiatan belajar mengajar yang unik, menyenangkan dan menyesuaikan dengan kondisi alam Tanjung Lesung.
BACA JUGA: Pelatihan Semi Militer Digerebek Polisi, FPI Protes
Dia menjelaskan dengan kondisi alam yang dipadukan sistem sekolah asrama atau boarding school berbasis semi militer, siswa-siswi dilatih agar menjadi siswa-siswi yang andal dalam pelajaran, bertanggung jawab, berkarakter, disiplin, berintegritas, serta memiliki kemampuan kepemimpinan (leadership).
Suhartotok berharap siswa-siswi lulusan SMA Presiden (SMAP) 2 Tanjung Lesung lolos ujian masuk ke universitas negeri dan universitas ternama atau sekolah kedinasan dan TNI/Polri yang memang menjadi salah satu tujuan utama sekolah ini.
“Dengan masuk univesitas negeri, sekolah kedinasan atau Akademi Militer dan Akademi Kepolisian, siswa juga memiliki kesempatan yang lebih besar dalam melanjutkan studi sehingga menciptakan karier yang lebih matang,” ujar Suhartotok.
Dengan model sistem asrama, kata Suhartotok, SMAP 2, akan menciptakan lingkungan yang suportif sehingga siswa-siswi akan banyak belajar dan mengeksplor bakat minat.
“Pada outputnya, siswa akan mantap dengan pilihan mau jadi apa di masa depan," tegas Suhartotok.
Hal ini sesuai dengan kebijakan dari Mendikbud Ristek bahwa sekolah diberi kebebasan untuk menciptakan cara pembelajaran menyesuaikan iklim dan kondisi sekolah.
"Hal ini menyebabkan SMAP 2 menjadi sekolah yang unik dan berbeda dibanding SMA lainnya,” katanya.
SMAP 2 Tanjung Lesung menyiapkan asrama yang bagus untuk siswa-siswi yang bersekolah dekat dengan pantai ini.
Kondisi alam masih asri, jauh dari kebisingan, dan jauh dari kemacetan, akan mendukung suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
Kolonel Suhartotok menerangkan siswa yang bersekolah di sini akan dibentuk karakter disiplinnya, mulai dari bangun pagi pukul 4.00 WIB dan dilanjutkan dengan olahraga.
Siswa-Siswa akan pulang pukul 16.00 WIB sore menuju asrama yang telah disiapkan pihak sekolah.
Bagaimana dengan biayanya. Untuk fasilitas yang diberikan kepada siswa sangat terjangkau dengan cara membayar sekali saja dalam setahun.
“Kalau lulus tes, siswa akan dikenakan biaya sekolah sebesar Rp 200 juta per tahun. Tes masuk yang diberikan berupa Tes Potensi Akademik (TPA) oleh pihak sekolah,” ungkapnya.
Dengan membayar sekali dalam setahun, kata dia, siswa akan mendapatkan pembelajaran reguler, asrama, makan tiga kali sehari, buku pelajaran, kegiatan praktikum, kegiatan kelas tambahan dan ekstrakulikuler.
Tak hanya dibekali dengan keahlian tiga bahasa asing, siswa-siswa yang membutuhkan layanan kesehatan diberikan fasilitas pengobatan rawat jalan (kecuali rawat inap) dan seragam lengkap sekolah.
“Bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya dapat melihat informasi lebih lanjut melalui instagram di https://smapresiden2tanjunglesung.sch.id/," pungkas Suhartotok.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari