SMA/SMK Dikelola Pemprov, Guru Khawatir Dimutasi Jauh

Selasa, 10 Januari 2017 – 08:23 WIB
Bu Guru dan para muridnya. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Alih kewenangan pengelolaan SMA/SMK dari pemkab/pemko ke pemprov juga berdampak ke tenaga pengajar.

Sejalan juga dengan pelaksanaan aturan baru organisasi perangkat daerah (OPD) pemprov, mutasi guru kini tak lagi antarsatu daerah kabupaten/kota, tetapi meluas menjadi antardaerah di satu provinsi.

BACA JUGA: Pemprov Kedodoran, Selamat Tinggal SMA Gratis...

Sebagaimana dilaporkan Malang Post (Jawa Pos Group), saat ini SMKN 6 Malang dipimpin kepala sekolah dari Tuban.

SMKN 10 Malang dipimpin kepala sekolah dari Sampang. Sebaliknya, ada guru SMKN 4 yang ’’dipromosikan’’ menjadi kepala SMKN Kamal di Bangkalan, Madura.

BACA JUGA: Sinyal tak Pakai Lagi Guru Honorer

’’Kami ya kaget, kok langsung ada mutasi antardaerah. Dulu kabarnya tidak akan ada mutasi sampai ke luar Kota Malang. Kini, kami khawatir kapan giliran kami dipindah ke luar daerah,” ujar salah seorang guru yang enggan menyebutkan namanya kepada Malang Post kemarin.

Selain waswas dimutasi ke luar kota, para guru di Malang khawatir kualitas pendidikan di Kota Malang terpengaruh bila diisi SDM dari luar daerah.

BACA JUGA: Surat Pakde Karwo Terbit, Sekolah Mulai Gelisah

Hal itu diungkapkan Wadib Su’udi, kepala SMKN 4 Malang. Wadib khawatir saat kepala sekolah dari daerah yang mempunyai indeks lebih rendah dari Kota Malang memimpin sekolah di Malang.

’’Kabupaten Sampang itu berada di posisi ketiga dari bawah dalam indeks. Pengelolaan sekolahnya juga pasti berbeda dengan sekolah di Kota Malang,” ujarnya.

Mutasi guru besar-besaran juga terjadi di Solo. Pemkot Solo memutasi 221 guru sekolah menengah pertama (SMP) awal bulan ini.

Selain dampak dari perubahan susunan OPD, mutasi dijadikan sebagai penyegaran kinerja di kalangan aparatur sipil negara (ASN).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo Etty Retnowati kepada Radar Solo menyebut proses mutasi di dinasnya merupakan sebuah kewajaran dan lumrah dilakukan.

’’Mutasi guru ini jangan dianggap sebagai hal yang luar biasa. Ini hanya sebuah kewajaran sebagai ASN,” kata Etty yang sebelumnya menjadi kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga.

Namun, mengingat jumlahnya hingga lebih dari 200 guru yang dimutasi, para guru sulit bersikap wajar. Sebab, setiap SMP di Solo pasti memiliki guru yang berpindah dan kedatangan guru baru.

Pakar pendidikan Prof Bambang Budi Wiyono MPd mengungkapkan, adanya pemimpin sekolah yang berasal dari daerah lain seharusnya perlu dipertimbangkan kembali.

Menurut dia, kepala sekolah adalah penentu kualitas dan mutu sekolah. Jadi, perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan.

’’Penguasaan kepala sekolah terhadap kondisi sekolah juga perlu dipertimbangkan, termasuk iklim organisasinya,” jelas Bambang. (tim JPG/c17/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala Sekolah di Surabaya Mulai Pusing Atur Dana


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler