JAKARTA - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) menargetkan laba bersih sepanjang 2011 senilai Rp 4 triliunItu mengalami peningkatan sebesar 10 persen dibanding laba bersih 2010 dikisaran Rp 3,63 triliun
BACA JUGA: Permata Tuntaskan Subdebt Rp 1,75 Triliun
Peningkatan harga properti dipercaya bakal mendongkrak kinerja perseroanMelonjaknya harga properti itu terjadi pada tanah dan bangunan berimbas pada industri semen
BACA JUGA: Indeks Saham Rehat di Zona Hijau
”Permintaan meningkat 15 persen dibanding tahun lalu,” ungkap Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR, di Jakarta, Selasa (28/6).Dwi melanjutkan, pada awal tahun lalu, permintaan mengalami kenaikan 16 persen
BACA JUGA: Lombok Lelang 200 Kilogram Mutiara
Nah, pada tahun ini diprediksi kenaikan antara 7-8 persenKarena itu, manajemen optimistis mengalami pertumbuhan 10 persenItu terjadi setelah ada efisiensi bahan baku terutama pergantian penggunaan batubara berkalori tinggi ke batubara berkalori rendahSelain itu debottlenecking project yang dilakukan sejak tahun lalu juga sudah selesai.Pelaksanaan debottlenecking perseroan, menjadi salah satu penyebab pendapatan tahun lalu nyaris sama dengan 2009Di samping karena volume penjualan mengalami penurunan sebesar 2,8 persen baik domestik maupun eksporPenurunan penjualan disebabkan terhambatnya kegiatan produksi menyusul gempa di Padang, Sumatera BaratEfeknya, produksi pabrik Semen Padang tidak maksimal.
Sementara kenaikan pendapatan tahun ini akan ditopang harga jual rata-rata yang mengalami peningkatan 2 persenArtinya, harga jual rata-rata Rp 750 ribu per ton hingga Juni 2011 dibanding periode sama tahun lalu”Dengan tuntasnya pabrik baru kapasitas produksi menjadi 24-25 juta ton,” imbuhnya.
Pada 2010 kapasitas produksi perseroan tercatat 19 juta tonPabrik Semen Padang sebesar 5,9 juta ton, pabrik di Gresik sebesar 9 juta ton, dan pabrik di Tonasa sebesar 4,1 juta tonPangsa pasar perseroan tahun lalu di pasar domestik sekitar 43 persenSaat ini perseroan tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik semen baru di Tonasa dan Tuban dengan nilai investasi USD 594 jutaKeduanya memiliki kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton pertahun”Pabrik Tuban Oktober sebagian mesinnya sudah berjalan,” ucapnyaSampai dengan Juni 2011, volume penjualan perseroan sudah mencapai 9,2 juta ton.
Di lain sisi, perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) 2011 sebesar Rp 5 triliun untuk penyelesaian beberapa proyek investasi pabrikSelain dari kas internal, perseroan akan mencairkan fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp 3,166 triliunTahun lalu dana itu sudah dicairkan sekitar Rp 600 miliar dan tahun ini kemungkinan antara Rp 900 miliar sampai Rp 1 triliun”Dengan pinjaman itu posisi kami aman sampai 5 tahun ke depan,” tambah Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR.
Hasil RUPST menyepakati pembagian dividen Rp 306 per lembar saham atau senilai Rp 1,82 triliun setara 50 persen dari laba 2010 sebesar Rp 3,63 triliunSementara Rp 1,68 triliun lainnya dialokasikan sebagai cadangan untuk pengembangan usaha(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Adu Domba Rebutan Saham NNT
Redaktur : Tim Redaksi