SMK Kekurangan Guru Produktif dan Bengkel, Mendikbud Dianggap Tidak Peka

Kamis, 18 Maret 2021 – 01:56 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menilai Mendikbud Nadiem Makarim kurang peka dengan masalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

Menurutnya, Nadiem belum menyelesaikan masalah pokok, malah meluncurkan program Merdeka Belajar episode kedelapan: SMK pusat unggulan.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Tunggu Daerah yang Belum Ajukan Usulan Kebutuhan Guru PPPK

"Persoalan pokok SMK itu adalah kekurangan guru mata pelajaran produktif," kata Satriwan di Jakarta, Rabu (17/3).

Selama ini yang mengajar mata pelajaran core program SMK banyak diisi guru mata pelajaran normatif (seperti PPKn, Agama, Bahasa) dan mata pelajaran adaptif (Bahasa Inggris).

BACA JUGA: Nadiem Makarim Ingin Lulusan SMK jadi Rebutan Pelaku Industri

Seharusnya kata Satriwan, kekurangan guru mata pelajaran produktif ini yang dipenuhi dulu mengingat core program SMK sesungguhnya terletak pada mata pelajaran produktif.

Persoalan berikutnya adalah SMK sangat kekurangan bengkel dan ruang praktik. Praktik pembelajaran SMK diberikan secara naratif.

BACA JUGA: Guru SMK Menilai Program Merdeka Belajar Episode 8 Bukan Hal Baru

"Itu yang kami sebut dengan anekdot SMK sastra atau SMK bahasa," katanya.

Guru salah satu SMA swasta di Jakarta ini menambahkan, seharusnya ruang praktik dan bengkel dicukupi, dilengkapi, dan dimodernisasi sehingga betul-betul mampu memfasilitasi siswa-guru dalam meningkatkan keterampilan siswa (terampil).

"Biar mereka bisa diterima dunia kerja," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Mendikbud   Nadiem Makarim   SMK   guru  

Terpopuler