SMP Khusus Anak TKI Segera Diresmikan

Diperbanyak SMP Terbuka di Perbatasan

Rabu, 04 Agustus 2010 – 19:12 WIB

JAKARTA -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh rencananya akan segera meresmikan sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dikhususkan bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia

“Menurut informasi yang kami terima hingga kemarin, rencananya sekolah itu akan diresmikan oleh Bapak Mendiknas sekitar bulan September atau Oktober 2010 mendatang,” ungkap Sekretaris Jenderal Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kemdiknas, Bambang Indriyanto, di Jakarta, Rabu (4/8).

Bambang menjelaskan, sekolah yang memiliki daya tampung antara 120-150 anak ini nantinya akan dijadikan sebagai markas SMP Terbuka yang berada di wilayah perbatasan

BACA JUGA: Mahasiswa Otak Kerusuhan Harus Di-DO!

“Alasan kita membangun sekolah ini, bukan hanya karena faktor geografis saja, melainkan juga faktor ekonomi keluarga TKI yang anak-anaknya kurang mendapatkan pendidikan yang layak,” tukasnya.

Selain itu, Bambang juga menerangkan bahwa ke depannya juga akan terus mendirikan sekolah SMP terbuka yang terletak di perbatasan dengan negara tetangga
Untuk bangunan sekolahnya, terang Bambang, tidak harus membangun sekolah baru, tetapi bisa juga menggunakan sekolah yang sudah tersedia.

“Bangunannya tidak perlu baru

BACA JUGA: Tak Dibatasi Jumlah PTS jadi PTN

Bisa juga numpang di sekolah induk ataupun di kantor kelurahan
Untuk tenaga pendidiknya, sekolah induk akan menugaskan guru pamong, dan yang mengajar adalah guru bina,” jelasnya.

Bambang menambahkan, jumlah anak-anak TKI yang berada di negara tetangga, khususnya Malaysia dan Singapura diperkirakan sebanyak 28 ribu anak dengan berbagai jenjang sekolah

BACA JUGA: Cepat Tepat untuk SMP Terbuka

Untuk saat ini, lanjut Bambang, pihaknya juga masih terus mendata jumlah anak-anak TKI yang usianya memenuhi jenjang SMP.

Adapun hambatan yang dihadapi dalam melakukan pendataan anak-anak TKI ini adalah masalah proses administrasi di kantor imigrasi setempat“Sebagian besar orang tua dari anak-anak itu adalah pekerja pabrik kelapa sawitAdminitrasinya juga masih belum jelasJadi,  hingga saat ini proses pendataan itu masih terus berlangsung,” katanya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Butuh Sekolah Khusus Matematika


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler