jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera menanggapi kerumunan di Maumere, NTT yang dipicu oleh kehadiran Presiden Jokowi.
Kegiatan Jokowi yang mengundang kerumunan tersebut viral di media sosial.
BACA JUGA: Apa Perlu Habib Rizieq Jadi Presiden agar Tidak Diproses Hukum Seperti Jokowi?
Menurut Kapitra berkerumunnya masyarakat mendekati Jokowi sebagaimana dalam video itu membuktikan bahwa ada rasa kecintaan dan memiliki presiden dari masyarakat.
"Pertama memang ada kecintaan dan rasa memiliki presiden, ya itu tidak bisa dipungkiri. Karena ada rasa Pak Jokowi ini adalah presiden yang berasal dari rakyat dan perasaan jadi rakyat itu melekat di hati presiden dan mungkin itu yang dirasakan masyarakat Maumere," kata Kapitra saat dihubungi JPNN.com, Rabu (24/2) malam.
BACA JUGA: Ada Desakan Jokowi Diproses Hukum, Begini Pembelaan Istana
Kapitra menambahkan, antusiasme masyarakat Maumere saat bertemu Jokowi itu spontan dan hal tersebut merupakan bentuk kecintaan rakyat kepada presidennya.
Bagi Kapitra, Jokowi yang berasal dari rakyat biasa membuat masyarakat benar-benar sangat merasa memiliki presiden.
BACA JUGA: Ferdinand Bandingkan Kerumunan Jokowi di NTT dengan Kasus Habib Rizieq di Petamburan
"Iya karena presiden kultur kepemimpinan presiden itu kan interaksi langsung membaur, pembauran hati ini sulit dicegah, jadi masyarakat ini betul-betul merasa memiliki presiden yang berasal dari komunitas rakyat biasa," ujar Kapitra.
Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Maumere, NTT, Selasa (23/2). Berbagai video yang beredar memperlihatkan massa berkerumun mendekati Jokowi yang berada di dalam mobil.
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, kerumunan itu akibat spontanitas warga.
"Jadi sebenarnya itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Kebetulan mobil yang digunakan presiden atapnya dapat dibuka, sehingga presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," kata dia.
Mengenai aksi Jokowi membagi-bagikan suvenir ke kerumunan massa, Bey mengeklaim hal itu juga spontanitas saja.
"Itu spontanitas presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaus, dan masker. Poinnya, presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan," kata Bey. (cr1/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi