jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto mengatakan keputusan membentuk panitia kerja (panja) investasi BUMN sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik terkait langkah sejumlah BUMN yang menanamkan modalnya di beberapa perusahaan digital.
Menurut Darmadi, melalui instrumen panja, pihaknya ingin mengetahui sejauh mana penempatan modal milik publik tersebut benar-benar digunakan secara akuntabel.
BACA JUGA: Sri Mulyani Siap Guyur BUMN dengan Pembiayaan Investasi, Ini Daftarnya
"Ini kan menyangkut tanggung jawab keuangan publik. Jadi, kami selaku wakil rakyat ingin tahu maksud dan tujuan investasi BUMN di sejumlah perusahaan digital. Kami ingin skema investasi mereka dilakukan secara transparan,” kata politikus PDIP pada Kamis (9/6/2022).
Darmadi mengatakan berdasarkan catatan Komisi VI DPR penanaman modal sejumlah BUMN di perusahaan digital itu cukup besar.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Sasar Investasi Infrastruktur lewat INA
"Contoh Telkom melalui anak usahanya yakni Telkomsel yang menempatkan modalnya di GoTo itu kan cukup fantastis nilainya. Apa tujuan mereka berani menggelontorkan dana cukup besar, apa pertimbangannya. Hal-hal inilah yang akan kita gali melalui instrumen panja tadi," ungkap Bendahara Megawati Institute itu.
Darmadi juga mengingatkan, penempatan modal yang dilakukan BUMN di sejumlah perusahaan digital saat ini sangat riskan.
BACA JUGA: PTKI Gelar Festival Bakcang, Darmadi Durianto: Memperkuat Persaudaraan
"Kita tahu hari ini banyak startup yang berguguran. Apa alasan BUMN berani menempatkan modal di perusahaan yang market dan nilai sahamnya pun masih diragukan," tegas Darmadi Durianto.
Yang jelas, kata Darmadi mengungkapkan, tujuan dibentuknya panja sebagai sarana mereview investasi BUMN di saham perusahaan-perusahaan digital.
"Yang merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja. Nah, apakah hal ini sudah terimplementasikan bahwa investasi tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Itu saya kira tujuan panja kami bentuk," pungkas Darmadi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari