jpnn.com, JAKARTA - Manajemen Rumah Sakit (RS) Medistra dan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memenuhi undangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta, di Ruang Rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat.
Kedatangan Tim Medistra dalam rangka mengklarifikasi serta menyelesaikan persoalan pelarangan hijab calon pegawai yang akan diterima di lingkungan rumah sakit.
BACA JUGA: Fraksi PKS Kecam Dugaan Pelarangan Jilbab di RS Medistra
Legislator Fraksi PKS periode 2024-2029 Muhammad Thamrin yang memimpin pertemuan tersebut, menyampaikan silaturahmi itu diadakan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya.
Hal itu lantaran banyak aspirasi yang masuk ke Fraksi PKS yang menanyakan bagaimana duduk permasalahannya.
BACA JUGA: Polemik Jilbab di RS Medistra, DPRD DKI Minta Kemenkes Berikan Sanksi
"Hari ini sudah clear (persoalan hijab, red). InsyaAllah ini juga berita gembira untuk umat Islam yang mau bekerja sebagai tenaga medis di RS. Medistra,” ucap Thamrin dalam keterangannya, Sabtu (7/9).
Menurut dia, Direktur Utama (Dirut) RS Medistra dr. Agung Budisatria memang membolehkan dan memberikan keistimewaan kepada muslimah berhijab.
BACA JUGA: Soal Jilbab, Dirut RS Medistra Beri Klarifikasi Agar Tidak Menimbulkan Salah Persepsi
“Tentu dengan seragam yang ditentukan pihak manajemen RS Medistra," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Kiai Thamrin itu menambahkan Fraksi PKS senang bertemu dengan RS Medistra yang difasilitasi Dinkes DKI Jakarta.
Dia berharap hal tersebut tidak terjadi lagi di negara yang menjunjung tinggi kebhinekaan dan Pancasila sebagai dasar negara.
"Kami juga mengapresiasi atas sanksi yang diberikan manajemen RS Medistra kepada petugas yang melakukan wawancara secara diskriminatif tersebut," kata dia.
Ditempat yang sama, Dirut RS Medistra dr. Agung menjelaskan bahwa polemik itu juga sudah diklarifikasi ke MUI DKI dan MUI Pusat.
Pihaknya bersyukur dan berterima kasih atas pertemuan yang sangat baik dan solutif, sehingga RS Medistra makin baik, serta inklusif untuk semua orang.
"Menambahkan perbaikan, termasuk model seragam dan tidak ada larangan terkait memakai hijab, sehingga tidak ada lagi polemik dibawah," kata dr. Agung.
Diketahui, belakangan beredar tangkapan layar soal surat seorang dokter bernama Diani Kartini kepada manajemen Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan.
Sang dokter dalam surat itu menanyakan cara berpakaian di RS Medistra setelah yang bersangkutan mendengar kabar calon tenaga medis bersedia membuka jilbab jika diterima bekerja. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RS Medistra Sukses Menjalankan Operasi Pertama di Indonesia dengan Velys Robotic
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi