jpnn.com, PRABUMULIH - Polres Prabumulih masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus tewasnya KLA, 13, santri pondok pesantren Al Furqon yang diduga dianiaya kakak kelasnya.
Untuk mengusut kasus tersebut, pihak kepolisian juga mempelajari rekaman kamera pengintai alias CCTV yang ada di pesantren tersebut.
BACA JUGA: Divonis 8 Tahun, Briptu FHU Terancam Dipecat, Kasusnya Bikin Malu Polri
Berdasarkan hasil rekaman itu, diduga memang ada tindakan kekerasan yang dilakukan kakak kelasnya terhadap KLA.
“Dari rekaman CCTV yang ada memang ada kekerasan terhadap santri,” ujar Kanit PPA Polres Prabumulih, Iptu Sardinata, kepada wartawan, Jumat (10/9/2021).
BACA JUGA: Pecatan Polisi Ini Meresahkan Warga, Anak Buah Iptu Cindo Tak Beri Ampun, Dooor!
Kendati demikian, sambung Sardinata, pihaknya belum mengetahui apa penyebab terjadinya aksi kekerasan itu serta apa penyebab kematian korban.
“Kekerasan dalam CCTV itu ada namun untuk apa penyebab meninggal masih kita dalami,” katanya.
BACA JUGA: Santri Tewas Dianiaya Senior, Sang Ibu: Sebelum Meninggal Dia Sempat Cerita
Ketika ditanya apakah pelaku penganiayaan berinisial W seperti isu yang beredar dimasyarakat, Kanit PPA enggan berkomentar. Namun dirinya menuturkan, pelaku belum ditahan.
“Belum (belum ditahan), kami masih menunggu (penyidikan) dulu,” ucapnya.
Kendati demikian Sardinata menuturkan, pihaknya akan menjerat pelaku dengan Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
“Sementara ini kami kenakan Pasal 80 ayat 1,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Masnitaria orang tua santri ponpes Al Furqon melapor ke SPKT Polres Prabumulih, Selasa (7/9/2021). Dalam laporannya, Masnitaria menuturkan jika anaknya berinisial K tewas diduga akibat dianiaya kakak tingkatnya.
Menurut Masnitaria, akibat aksi penganiayaan tersebut anaknya mengalami luka lebam dan bengkak dibagian mata, perut dan lengan tangannya.
BACA JUGA: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
Sebelum meninggal, anaknya tersebut sempat menjalani perawatan di RS AR Bunda. Pada saat dirawat itulah, KLA sempat menceritakan peristiwa penganiayaan yang dialaminya kepada ibunya. (*/palpos.id)
Redaktur & Reporter : Budi