Soekarwo Siap Pimpin Alumni GMNI

Jumat, 26 November 2010 – 07:21 WIB

SURABAYA - Hari ini Kongres Persatuan Alumni (PA) GMNI punya gawe besar di SurabayaMereka akan mengadakan kongres yang rencananya dibuka Wakil Presiden Boediono

BACA JUGA: Uang Beredar di Pilkada 2010 Capai Rp14 T

Di tengah persiapan kongres itu, nama Soekarwo, gubernur Jatim, muncul sebagai kandidat kuat pemimpin organisasi tersebut


Kongres tersebut akan memilih tujuh presidium yang salah satunya menjadi ketua

BACA JUGA: Syarat Pendirian Parpol Diperketat

Selain itu, kongres memilih seorang Sekjen yang dibantu tiga wakil Sekjen
Selain Soekarwo, muncul nama Frans Lebu Raya (gubernur NTT)

BACA JUGA: Golkar Anggap Ruhut Masih Dangkal soal Politik

Juga muncul pasangan (plot ketua dan Sekjen) Djarot Saiful Hidayat (PDIP) dan Wahyuni Revi (DPP PAN), Ahmad Baskara (FPDIP DPR) dan Didik Prasetyono (mantan KPU Jatim), serta Puan Maharani (putri Megawati Soekarnoputri) dan Abdul Hafid (eks presidium GMNI Surabaya).

Wagub Saifullah Yusuf memberikan dukungan kepada SoekarwoSebagai bagian 'tim sukses', Saiful mempromosikan Soekarwo sebagi sosok yang kompeten"Sangat mumpunilah kalau Pak Gubernur (Jatim) yang memimpin," kata pria yang juga ketua umum GP Ansor tersebut"Melihat jam terbang dan kompetensinya, tak ada yang meragukan lagi," imbuh mantan menteri percepatan pembangunan daerah tertinggal tersebut.

Soekarwo menjawab diplomatis ketika dikonfirmasi"Menurut saya, sebaiknya orang Jakarta lah yang memimpinBukan orang daerah seperti saya," kelitnyaHanya, Soekarwo juga mengisyaratkan dirinya maju"Saya mau maju, tapi bila sudah tidak ada yang mau maju," tambahnyaMenurut dia, menjadi ketua PA GMNI bukanlah suatu kompetisi.

Menurut sebuah sumber di internal GMNI, kandidat yang muncul sama-sama kuat"Djarot sudah mengakar di GMNIAhmad Baskara adalah tokoh FPDIP yang juga punya akar kuatSiapa pun tahu kapasitas SoekarwoPuan Maharani juga sampeyan tahu sendiri," katanya.

Sementara itu, DPC GMNI Surabaya menyambut kongres dengan aksi teatrikal berjudul Trisakti Harga MatiMenurut koordinator aksi Taufik Monyong, Trisakti menjadi patron Indonesia sebagai kekuatan dunia pada era pemerintahan Presiden SoekarnoYakni, berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di bidang budaya.

Aksi teatrikal di depan gedung DPRD Surabaya menggambarkan terbelenggunya rakyat di negeri sendiriSebanyak tujuh orang terikat kain merah dan putih di pot dan pohon tepat di atas jalur pedestrianDPC GMNI selaku tuan rumah menuntut kongres tidak hanya berlangsung secara seremonialMenghambur-hamburkan uang hanya untuk memilih ketua dan program organisasi.

"Perumusan Trisakti dalam masa kekinian lebih penting," ujar TaufikDia menilai, Indonesia secara ekonomi masih terjajahLiberalisme dan lepasnya aset negara ke tangan swasta maupun pribadi membuat bangsa ini seperti bangsa pengemis di mata dunia(ano/sep/c6/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas Ajukan Bantuan Dana Partai Demokrat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler