jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Soeripto menyatakan, penyadapan Australia terkait dengan pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan lingkaran dekatnya.
Menurut Soeripto, seharusnya Indonesia menyampaikan protes kepada Amerika Serikat. Pasalnya Amerika yang memberikan order kepada Australia.
BACA JUGA: Ichsanuddin: Boediono Aktor Pemberian FPJP Century
"Sepengetahuan saya yang memberikan order kepada Australia itu Amerika, jadi menurut saya salah alamat kalau kita protes, atau minta pertanggungjawaban atau minta maaf Australia. Mestinya Amerika yang mesti diusut dan kalau perlu ditegur, peringatan keras kepada Kedutaan Amerika," kata Soeripto di KPK, Jakarta, Rabu (20/11).
Apalagi, tambah Soeripto, sumber berita penyadapan itu disampaikan oleh Edward Joseph Snowden. Pasalnya pria kelahiran 21 Juni 1983 ini langsung menjadi perhatian dunia, setelah membocorkan berbagai data rahasia milik mata-mata National Security Agency (NSA) kepada pers.
BACA JUGA: Golkar Tidak Undang DPD Tingkat II ke Rapimnas
"Sumber berita dari Snowden kan. Snowden ini dulu kerja di National Security Agency di Amerika. Jadi mestinya ke sana alamatnya bukan ke kedutaan Australia atau pemerintah Australia," kata Soeripto.
Seperti diketahui, Directorate Signal Defense (DSD) Australia dikabarkan telah menyadap pembicaraan telepon Presiden SBY dengan lingkaran dekatnya. Dari dokumen bocoran Edwad Snowden yang dimuat harian The Guardian itu terungkap bahwa sejumlah nama yang disadap memang memiliki posisi penting.
BACA JUGA: BIN Batalkan Agenda Bahas Penyadapan
DSD menulis daftar nama pejabat Indonesia yang disadap mulai semester kedua 2007, lengkap dengan merek handphone yang disadap. Misalnya, dari sejumlah nama pejabat tinggi, diketahui baru Boediono dan Dino Patti Djalal yang sudah menggunakan BlackBerry. Lainnya masih menggunakan Nokia yang kala itu begitu populer.
Lantas siapa saja yang disadap DSD? Dalam laporan bertitel "IA Ladership Targets + Handsets" diketahui bahwa Presiden SBY ada di nomor pertama daftar sadapan. Selanjutnya ada nama Ibu Negara Kristiani Herawati atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bu Ani. Keduanya diketahui menggunakan gadget Nokia E90-1.
Nomor ketiga dalam daftar sadapan itu adalah Boediono dengan BlackBerry Bold 9000. Nomor empat dalam daftar sadapan adalah Jusuf Kalla dengan handphone Samsung SGH-Z370.
Kemudian nama Dino Patti Djalal yang kala itu menjadi Juru Bicara Kepresidenan untuk urusan luar negeri menempati urutan kelima. Dari dokumen DSD itu diketahui bahwa Dino menggunakan BlackBerry Bold 9000.
Di urutan keenam ada Andi Mallarangeng yang kala itu masih Juru Bicara Kepresidenan untuk dalam negeri. Pria yang belakangan jadi Menteri Pemuda dan Olahraga itu diketahui menggunakan handphone Nokia E71.
Sedangkan Hatta Rajasa yang kala itu menjadi Menteri Sekretars Negara ada di nomor urut tujuh dalam daftar pejabat yang disadap DSD. Hatta menggunakan handphone Nokia E90-1.
Menteri Keuangan kala itu, Sri Mulyani juga masuk dalam daftar nama yang disadap. Berada di urutan kedelapan dalam daftar nama versi DSD, Sri Mulyani diketahui menggunakan handphone Nokia E90-1.
Selanjutnya Widodo AS yang kala itu menjadi Menkopolhukam masuk dalam daftar sadapan di urutan sembilan. Mantan Panglima TNI AL itu menggunakan handphone Nokie E66.
Sedangkan di urutan sepuluh daftar sadapan adalah Sofyan Djalil yang kala itu menjadi menteri BUMN. Sofyan diketahui menggunakan handphone Nokia E90-1. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Dinilai hanya Meledak Jika Sikapi Masalah Personal
Redaktur : Tim Redaksi