Soetrisno Bachir Sebut Elit Sibuk Saling Jegal

Rabu, 06 November 2013 – 21:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Momentum peringatan tahun baru 1435 Hijriah harus menjadi tonggak untuk melahirkan pemimpin baru yang berkarakter, memiliki visi yang jelas, dan keberpihakan yang kuat kepada kesejahteraan rakyat.

Demikian gagasan yang menguat dalam Majelis Reboan, yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (Perhimpunan KB PII) di  di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (6/11) malam

BACA JUGA: Sistem Administrasi Kependudukan Masih Kacau

“Momentum Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 harus menjadi penanda hijrahnya bangsa Indonesia dari keterpurukan menuju masa depan yang cerah,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan KB PII, Soetrisno Bachir dalam forum tersebut.

Menurut Soetrisno, para pemimpin bangsa Indonesia selama ini terlalu sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya, sehingga kepentingan bangsa terpinggirkan.

BACA JUGA: Rakyat tak Gampang Dipengaruhi Iklan Capres

“Demi memenangkan kepentingannya sendiri, elite kita menjadi sibuk untuk saling intrik, menjegal, menyandera, dan bahkan saling menjatuhkan,” tambah Soetrisno.

“Perilaku jahiliyah banyak dipertontonkan oleh para pemimpin kita. Sehingga momentum hijrah ini harus menjadi rujukan untuk memilih pemimpin pada 2014,” imbuhnya.

BACA JUGA: Tuding Pentolan Buruh Arogan

Soetrisno menambahkan bahwa para aktivis dan alumni PII harus menjadi kekuatan solid yang mampu menggerakkan bangsa Indonesia untuk berhijrah, untuk meninggalkan kejahiliyahan dan memperbaiki kualitas kepemimpinan nasional pada 2014.

“Kita harus hijrah dari berbagai kejahiliyahan, dan membangun keshalihan yang unggul. Kesalihan yang menjadi solusi atas masalah-masalah kebangsaan,” pungkas Soetrisno Bachir.

Ajakan untuk melakukan gerakan ini juga menjadi semakin menguat dengan pendapat para tokoh yang juga aktif dalam forum tersebut seperti mantan Anggota DPR RI Marwah Daud Ibrahim, dan Jenderal TNI (Purn) Syarwan Hamid, serta para aktivis dari berbagai parpol, ormas, dan kekuatan politik lainnya.

Marwah Daud juga secara panjang lebar menambahkan bahwa semangat hijrah harus dilakukan secara totalitas. “Perubahan harus dilakukan secara struktural dan kultural, untuk menghijrahkan mind set kita menjadi bangsa yang maju. Mind set inilah yang akan mengokohkan peran umat Islam untuk menjadi pionir perbaikan bangsa. Sebagai mayoritas dari bangsa Indonesia, kita juga harus mengambil peran lebih banyak dalam kepemimpinan nasional,” tegas Marwah.

Para peserta diskusi juga menyadari bahwa peran kepemimpinan umat Islam semakin terpinggirkan. Mereka kemudian bertekad untuk menguatkan kembali peran sentral umat Islam ini seiring dengan semangat hijrah.

Sebagaimana diketahui, bahwa KB PII adalah perhimpunan yang mewadahi alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) yang banyak mewarnai sejarah umat Islam Indonesia sejak tahun 1947.

Perhimpunan KB PII sendiri didirikan pada 28 Mei 1998 di Masjid Istiqlal di Jakarta. Hingga saat ini KB PII telah memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, serta hampir di seluru kabupaten/Kota di Indonesia. (rls/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tak Berhenti Pada Mahfud Suroso


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler