Sok Herois Tapi Egois

Jumat, 04 Desember 2009 – 20:55 WIB
ZAMAN Rambo sudah berlaluBruce Lee pun tinggal kenangan

BACA JUGA: Disandera Prosedur Legal Formal

Lagipula, manalah mungkin seorang diri belaka melawan dan menaklukkan musuh yang banyak
Film-film macam itu tak seronok menontonnya, walaupun film hanya sekedar hiburan

BACA JUGA: Teater SBY Alot Tapi Pasti

Jangan khilaf jika ada yang berpendapat, bahwa film pun adalah pencerahan
Tak sekedar killing time!

Skandal Bank Century pun bukanlah hiburan

BACA JUGA: Menguak Konspirasi di Istana

Tapi sesuatu yang sangat serius, karena jika benar telah merugikan negara sebesar Rp 6,7 triliun, bukan angka yang kecilJika digunakan untuk membeli mesin pembangkit baru listrik, mungkin bisa mencapai  600 sampai 1000 MegawattSedikitnya ikut menolong mengatasi “penyalaan bergilir” yang masih menghantui.

Yang menggetarkan hati, sekarang ramai-ramai pihak yang berkehendak misteri kasus Century tersibakTidak bergaya Rambo, sang single fighterAda Pansus Angket, BPK, PPATK, KPK, PolriBerbagai elemen masyarakat, seperti ICW dan sebagainya.Berbagai tokoh, Amie Rais, Gus Dur, Megawati Syafii Ma’arif dan Hasyim MudjadiTermasuk Menteri Keuangan Srimulyani, Wapres Boediono dan Presiden Yudhoyono.

Fenonema tersebut menggirangkan hatiMusuh bersama hanya satu, yakni mereka yang bermain, jika benar, dalam kasus Bank CenturyNamun kita terperangah, jika front bersama tersebut terpecah dan saling berlomba mencari kredit poin dan pada akhirnya sebuah prestasi sebagai “hero” dalam mengungkapkan kasus itu.

Posisi pimpinan Panitia Angket saja di DPR terkesan diperebutkanAda yang menghendaki yang duluan menyoal kasus inilah yang menjadi pimpinan dan bukan yang datang belakanganMaklum, semula fraksi PDIP dan Golkar lah yang menjadi pionirFraksi Demokrat tadinya “diam” tapi kini ikut menyokong.

Kesannya seolah-olah jika Fraksi Demokrat menjadi pimpinan, maka panitia angket akan tersendat-sendat jika arah penyelidikan menuju partainya sendiri, meskipun penyelidikan belum berlangsungArtinya, belum ada data yang akurat menunjukkan kemungkinan itu.

Kritisisme memang tidak salah sepanjang tidak paranoidSkeptisme adalah babak pengujian yang tak ada salahnyaSebab bila pun fraksi lain menjadi pimpinan panitia angket bisa juga kritisisme ditampilkan, misalnya kalau-kalau temuan panitia nanti dijadikan pula bargaining dalam kasus politik dan hukum.

Kedua gejala itu, jika boleh disebut demikian, tak perlu adaTapi semua pihak fokus kepada tujuan bersama, yakni tersibaknya misteri kasus Bank Century yang ramai diperdebatkanJangan sampai ketika panitia angket bekerja, sesama mereka saling sikut pulaIni tontonan yang tak lucu!

Gejala itu diperkuat dengan tuduhan kelompok Bendera bahwa aliran dana itu mengalir ke Partai Demokrat, yang kemudian menuai pengaduan partai itu sebagai kasus pencemaran nama baik ke Polda MetrojayaIronisnya, kasus Century belum tuntas, sudah muncul kasus lain.

Saling berlomba menjadi “hero” dan berlomba pula “paling bersih” rasanya bisa membuat strategi untuk mencapai tujuan bersama menjadi terhalangTak berarti gairah beramai-ramai menjadi “penghalang” pula.

Ibarat sebuah kesebelasan sepak bola, kelihatan semua pemain berlomba hendak menjadi goal getterAkibatnya, tak ada yang mau memberi umpan ala strikerUjung-ujungnya bola tak kunjung gol, dan kesebelasan itu kalah dengan getirPenonton pun masygul.

Jangan Monopoli
Dalam kisah klasik China pernah terjadi seorang musuh bersama tak kunjung mati terbunuh karena terlalu banyak pihak yang ingin membunuhnyaSaban ada yang hendak membunuhnya, ada saja yang menghalanginyaRupanya setiap pendekar ingin merebut nama sebagai hero sehingga tujuan bersama tak tercapai.

Padahal, dalam kasus Century, suasana sangat kondusif dan favourableSarana yang mengusut kasus Century tersedia, payung hukumnya ada, tenaganya adaNamun tujuan bersama belum tentu tercapai jika terjadi perlombaan, dan persaingan hendak menjadi hero.

Jika masing-masing pihak mempunyai tujuan dan agenda kepentingan yang berbeda-beda pula, jadilah strategi menjadi tidak selarasTak mustahil saling menikung, dan tujuan bersama semakin rapuh dan jauh.

Tampaknya, kepentingan individu dan kepentingan kelompok haruslah diselaraskan dengan kepentingan bersama dan jangan sampai saling berbenturanJanganlah masih-masing pihak memberikan tontonan yang menjengkelkan rakyat banyakHe, Bung, rakyat bisa melihat, menilai sebelum menjatuhkan vonis, siapa yang benar-benar berbuat untuk kepentingan bersama.

Boleh saja, dan siapa saja berhak berperan sehingga ikhtiar menyelesaikan kasus Century tercapai tetapi tidak bermain monopoliKeragaman itu perlu keselarasan, sehingga menjadi sebuah harmoni yang indah, jika diibaratkan dalam dunia musikLao Tzu berkata, bahwa nada tinggi dan rendah akan menciptakan musik, bukan?

Saya membayangkan semua kekuatan elemen bangsa, termasuk kelembagaan yang berperan menyingkapkan kasus itu bagaikan anak-anak sungai yang mengalir dari air di lereng dan kaki bukit, tapi akhirnya bersatu di sungai besarSungai inilah yang kemudian mengalir ke kuala tujuan bersama, idaman bersama anak negeri ini.

Sebab jika tidak “menyatu” kita terbayang akan banyak sekali tampil para Rambo atau Bruce LeeBukannya mereka hendak mengalahkan musuh, tapi saling bertarung satu sama lain, dan akhirnya satu persatu keokPemenang terakhir pun sudah lelah dan letih kehilangan energi, sehingga dengan mudah ditaklukkan oleh sang musuh bersama.

Jika itu yang terjadi, maka pepatah lama “arang habis besi binasa” pun terjadiSementara besi yang hendak ditempa menjadi cangkul, atau traktor sebagai metafor tujuan bersama hanya tinggal angan-angan belakaKelak generasi mendatangkan pun menertawai kita, dan berkata, “inilah mereka yang sok herois tapi egois.” (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekuntum Mawar untuk Yudhoyono


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler