jpnn.com, SURABAYA - Sekitar 300 sopir angkutan kota atau angkot Surabaya dari empat lyn melakukan aksi mogok di depan pintu masuk Terminal Purabaya.
Mereka menolak transportasi aplikasi online, di antaranya Gojek, Uber, dan Grab, untuk menaikkan penumpang di sekitar terminal.
BACA JUGA: DPR Yakin, Menhub tak Ragu
Menurut para sopir angkot lyn, sejak adanya transportasi online, penghasilan mereka makin menurun.
Jika biasanya, mereka bisa mengantongi pendapatan mulai Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu, kini turun menjadi Rp 30 hingga Rp 40 ribu saja.
Menurut mereka, turunnya pendapatan mereka disebabkan karena penumpang lebih memilih transportasi online.
Akibat kemarahan itu mereka menurunkan paksa sejumlah penumpang angkot yang nekat beroperasi.
BACA JUGA: 4 Poin Revisi PM 32/2016
Selain itu, mereka juga mengadang motor Gojek, Uber, dan Grab yang melintas di depan Terminal Purabaya.
Para penumpang transportasi online ini juga dipaksa untuk turun oleh para sopir angkot.
Sementara itu, Kapolsek Waru, Kompol Muhammad Fathoni, mengimbau para sopir angkot tidak melakukan tindakan kekerasan.
"Mereka akan dipertemukan dengan Kepala Dinas Perhubungan dan mendapat penjelasan terkait keberadaan dan sistem transportasi online," ujar Fathoni.
BACA JUGA: Komisi V Sepakat Revisi Regulasi Transportasi Online
Para sopir juga menuntut agar ditempatkan rambu atau larangan bagi transportasi online untuk menaikkan penumpang di sekitar Terminal Purabaya.
Meski sempat menurunkan penumpang dari transportasi online, tapi para sopir tak melakukan tindakan anarkis dan tetap tertib, hingga aksi mereka bubar setelah Dinas Perhubungan menuntaskan dialog.(end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat! Begini Sikap Anies-Sandi Soal Ojek Online
Redaktur & Reporter : Natalia