jpnn.com, TAPANULI SELATAN - Ismail Siregar, 42, sopir truk colt diesel nomor polisi BB 8296 FB yang terjun bebas ke jurang di Desa Silangkitang, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, hingga kini belum ditemukan.
"Hingga hari kelima pencarian, Minggu (26/4) tim masih terus berusaha keras untuk bisa menemukan posisi korban," Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Irwa Zaini Adib dalam penjelasannya diterima, Senin (27/4).
BACA JUGA: Bikin Status Hoaks COVID-19, Pemilik Gerai HP Langsung Dijemput Polisi, nih Lihat
Pencarian korban akan terus dilanjutkan dengan melibatkan tim khusus gabungan personel dari Dit Samapta Sabara Polda Sumut, Kepolisian Tapanuli Selatan, TNI, Brimob, BPBD Tapanuli Selatan, dan masyarakat setempat.
"Dalam pencarian korban sejumlah perahu karet digunakan untuk menyisir aliran sungai mulai dari titik lokasi tempat jatuhnya truk berserta korban ke hilir serta melakukan penyelaman dasar sungai," katanya.
BACA JUGA: Sopir Angkot Garap Remaja di Losmen, Begini Kronologinya
Disampaikan Irwa, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (21/4) sekira pukul 18.00 WIB. Truk bersama sopirnya Ismail hingga kini belum diketahui nasibnya setelah terjatuh dari ketinggian puluhan meter ke Sungai Aek Bilah.
Informasi masyarakat mengatakan truk bermuatan bibit sawit yang dikemudikan sopir naas itu datang dari daerah Biru hendak menuju arah Silangkitang. "Diduga truk tak kuat menahan beratnya beban ditanjakan lalu truk mundur lalu menghantam pagar ujung jembatan sebelum akhirnya terjun bebas ke sungai," cerita Sampurna Siregar, warga Biru.
BACA JUGA: Cewek Cantik Ini Bantah Sering Video Call dengan Hakim Jamaludin Tengah Malam
Sementara, Kalaksa BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi melalui Sekreatris BPBD Umar Halomoan mengakui kalau medan tempat lokasi jatuhnya truk cukup ekstrem. Jauh dari perkampungan bahkan signal telepon sama sekali tidak ada.
BACA JUGA: Terdengar Suara Tangisan di Areal Perkebunan, Penasaran Lantas Didekati, Oh Ternyata
"Curam, terjal, air sungainya mengalir deras ke arah Air Terjun Aek Bilah yang kedalamnnya antara 5 hingga 6 meter. Tidak ada jalan alternatif turun ke bawah termasuk menurunkan tim pencarian maupun perahu karet terkecuali harus menggunakan alat bantu tali dari atas jembatan," kata Umar.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi