Soroti Kesenjangan Guru Madrasah dengan Sekolah Umum, Bamsoet: Sangat Ironis!

Kamis, 14 Oktober 2021 – 21:06 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet menerima kunjungan pengurus PGMI yang terdiri dari Syamsudin (ketua) , Suhardi (sekretaris), Ketua DPW PGMI DKI Jakarta Makhrus, Sekretaris DPW PGMI DKI Jakarta Edi Sulaksono, dan Anggota DPW PGMI DKI Jakarta Nurlaelah, Kamis (14/10). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyoroti kesenjangan yang terjadi antara guru madrasah dengan guru yang mengajar di sekolah umum.

Dia mencontohkan terkait tunjangan kinerja daerah atau TKD.

BACA JUGA: Dana Insentif Guru Madrasah Non-PNS Sudah Ditansfer Kemenag, Buruan Cek Rekening

Bamsoet menyebutkan TKD guru SD di DKI Jakarta bisa mencapai Rp 4,3 juta hingga Rp 6,5 juta per bulan.

Hal tersebut berbanding terbalik dialami guru madrasah yang hanya Rp 1 juta per bulan, termasuk termasuk potongan pajak 15 persen dan belum pernah ada kenaikan selama 10 tahun terakhir.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Gus Yaqut soal Insentif Guru Madrasah Non PNS, Siap-Siap Saja

"Kondisi di berbagai daerah lain juga hampir sama. Sangat ironis," kata Bamsoet usai menerima kunjungan pengurus Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) di Jakarta, Kamis (14/10).

Dia pun menyarankan agar regulasi yang jelas untuk menyetarakan TKD guru madrasah dengan sekolah umum sebagai penghormatan sekaligus keberpihakan terhadap jasa dan pengabdian para guru.

BACA JUGA: Pak Anies, Mohon TKD PNS Segera Dilunasi, Jangan Menunggu Tahun Depan

Ketua DPR RI ke-20 ini menegaskan madrasah merupakan aset kekayaan pendidikan nasional.

"Keberadaan madrasah yang menggabungkan pendidikan keagamaan dengan pendidikan formal sangat membantu bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam," ujarnya.

Madrasah juga berperan membantu menciptakan suasana kesejukan dan moderasi beragama.

"Dari madrasah, anak bangsa bisa didik mengenai pentingnya merajut perbedaan dan keragaman melalui tradisi keagamaan dan kearifan lokal," kata Bamsoet lagi.

Data Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama meyebutkan, jumlah madrasah di Indonesia, baik negeri maupun yang dikelola swasta sebanyak 83.551 unit dengan jumlah siswa mencapai 9,6 juta, guru 929.511, dan tenaga pendidik mencapai 140.636.

Dia menegaskan besarnya potensi para siswa madrasah tersebut tentunya harus didukung dengan keberpihakan negara yang ditunjukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin kesejahteraan para guru dan tenaga didiknya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menilai prestasi peserta didik madrasah juga sangat mengagumkan.

Sebagai contoh, tim robotik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 1 Kota Makassar berhasil menyabet 4 gelar juara sekaligus dalam ajang Asean Robotic Day (ARD) yang digelar September 2021.

"Ini menunjukkan siswa madrasah siap menghadapi era industri 4.0 dan Cybion (Cybernetics, Biologi and Ontology)," pungkasnya. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler