jpnn.com, JAKARTA - Siapa sosok di belakang kesuksesan Egy Maulana Vikri? Pertanyaan itu harus ditujukan kepada pengelola Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan yang dikelola oleh Kemenpora.
Karena di Ragunan-lah, Egy mendapatkan pendidikan lebih dari empat tahun. Masa belajar yang lebih lama dari atlet-atlet SKO Ragunan lainnya.
BACA JUGA: Egy Maulana Ternyata dari Keluarga Sederhana di Medan
Biasanya, di kawah candradimuka para atlet Indonesia tersebut, setiap anak hanya dilatih selama empat tahun. Tapi, tidak bagi Egy karena dia masuk mulai kelas 2 SMP, bukan kelas 3 SMP seperti atlet sepak bola lainnya di sana.
Menurut Teguh Raharjo, Asdep Pembinaan Pengelolaan Sentra dan SKO Kemenpora, sosok pelatih yang sangat berperan dalam memoles Egy menjadi pemain seperti saat ini adalah Bambang Warsito.
BACA JUGA: Ayah Egy Maulana: Alhamdulillah Ucapan Itu Akhirnya Terwujud
Dia adalah pelatih di SKO Ragunan yang selama ini telah melahirkan beberapa pemain lainnya. Nama terkini yang terkenal adalah Putu Gede Juni Antara, Hargianto, Febli Gushendra, Ilham Udin Armayn, sampai yang terbaru Witan Sulaeman.
"Coach Bambang Ito membimbing Egy yang paling muda usianya di antara 24 pemain Ragunan lainnya. Karena sejak kelas 2 SMP dia sudah masuk, dan dia masuk berdasarkan rekomendasi dari Pak Deputi, Raden Isnanta setelah didatangi ayah angkat Egy, Subagja," katanya, Selasa (13/3).
BACA JUGA: Egy Maulana Vikri Rayu Abang Kandungnya Ikut ke Polandia
Kecemerlangan Egy mulai terlihat saat dia diturunkan di Pertama kali di Subroto Cup 2014 di India. Kemampuannya semakin terlihat menonjol dari yang lain saat melawan Fluminense asal Brasil di turnamen tersebut.
Pada 2015, lanjut Teguh, Egy ditampilkan di Liga KG U-14 untuk meningkatkan dan memberikan pengalaman bermain. Di kompetisi tersebut, Egy terpilih mengikuti Gothia Cup di Swedia, di sana Egy mulai berkembang dan percaya diri melawan tim dari negara lain.
Kemudian, Asdep Sentra Kemenpora bekerja sama dengan SSB ASIOP dan meminjamkan Egy untuk tampil di Gothia Cup 2015. Egy turut andil dalam mengantarkan ASIOP juara kompetisi U-15 Gothia Cup di Swedia. Prestasi Egy sangat menonjol karena terpilih menjadi pemain terbaik di Gothia Cup 2015.
"Pada 2016 Coach Bambang Ito memasukan Egy mengikuti fase final Piala Suratin U-17 dan masuk ke tim Persab Brebes. Dengan mayoritas pemain dari SKO Ragunan, Egy dkk mampu meraih gelar Juara," ungkapnya.
Setelah moncer bersama Persab Brebes itulah, Egy mulai dilirik Timnas dan masuk ke daftar pemain Timnas U-16, kemudian berturut naik ke U-17, U-19, sampai terus ke senior.
Karena itu, Teguh menegaskan bahwa bukan Indra Sjafri yang memoles Egy sampai saat ini. Tapi, coach Bambang Ito yang mampu memaksimalkan talenta Egy, dengan program dari SKO Ragunan sampai akhirnya menjadi pemain top seperti saat ini. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Ceritanya Makanya Egy Kenakan Nomor 10 di Lechia Gdansk
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad