SPV Austria Bangun Pabrik Terbesar di Asia

Kamis, 07 April 2011 – 20:18 WIB
PURWAKARTA - Perusahaan multinasional asal Austria PT South Pacific Viscose (SPV) memperkuat bisnisnya di sektor hulu tekstil yang memproduksi serat rayon viscoseSerat rayon tersebut sebagai bahan baku bagi industri hilir seperti pabrik benang dan garmen

BACA JUGA: Ikuti Trend, Pos Indonesia Buka 24 Jam

Tahun ini mereka akan menanamkan investasi untuk perluasan kapasitas senilai USD 130 juta.

President Director SPV Wolfram Kalt mengatakan, pengembangan bisnis tersebut meliputi pembangunan tahap lima
Sebelum ini mereka memiliki tiga line dengan kapasitas masing-masing sebesar 130 ton per hari serta satu line sejumlah 210 ton per hari

BACA JUGA: Saham MBSS Naik di Hari Pertama Listing

Direncanakan line 5 nanti juga mempunyai kapasitas sebesar 210 ton per hari.

"Saat ini, pabrik di Purwakarta ini jadi terbesar di Asia
Atau terbesar kedua setelah Austria," kata dia saat kunjungan Menteri Perdagangan (Mendag) di Purwakarta, kemarin (6/4)

BACA JUGA: Sari Roti Bangun Dua Pabrik

Sedangkan kapasitas produksinya sebesar 220 ribu ton per tahunKe depan akan ditingkatkan menjadi 345 ribu ton per tahun.

Diyakini, investasi sektor hulu tersebut bisa mendorong pertumbuhan industri hilir tekstil dan produk tekstil (TPT)Kendati demikian industri hulu tekstil seperti SPV mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku berupa pulp (bubur kertas)Wolfram mengatakan pabrik pulp dalam negeri kebanyakan untuk bahan baku industri kertasKarena itu mereka memilih untuk mengimpor seperti dari Brazil dan Afrika Selatan.

Dia mengatakan, total anak perusahaan Lenzing Group tersebut mengalokasikan modal sebanyak USD 700 jutaSPV memiliki beberapa pabrik di antaranya di Tiongkok, India dan AustriaDengan ekspansi di Indonesia, mereka berencana menutup sejumlah pabrik ituPasca pembangunan line 5 pada Desember 2012 nanti, pabrik di Indonesia bakal menjadi penghasil serat rayon viscose terbesar di dunia.

Sementara itu, Mendag Mari Elka Pangestu mengatakan, industri hulu untuk serat sudah sangat kompetitifJustru menjadi perhatiannya adalah pengembangan di sektor middle, seperti pabrik dying atau pencelupanSebab dengan memperluas pabrik tersebut bisa menaikkan suplai untuk industri garmen"Kementerian Perindustrian punya program restrukturisasi permesinan untuk industri TPT," ucap dia.

Terkait rencana ekspansi tersebut, Mari menanggapi, iklim berinvestasi di Indonesia cukup kondusifDi saat dunia termasuk Eropa tengah mengalami krisis, Indonesia menurutnya, tetap bisa memberikan ruang investasi terutama sektor-sektor yang berdaya saing tinggi.

Data BPS menunjukkan, ekspor TPT Januari-Desember 2010 sebesar USD 11,21 miliar atau naik 21, 15 persen dibandingkan periode sama 2009Dalam periode yang sama neraca perdagangan TPT Indonesia ke pasar dunia surplus dengan nilai mencapai USD 5,02 jutaSecara nasional, industri TPT dalam negeri bertumbuh dengan orientasi ke pasar ekspor sekitar 70 persen dari total produksiAntara lain AS, Uni Eropa dan Jepang(res/kim/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Bergerak Sideways


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler