Sri Mulyani Menyampaikan Kabar Buruk soal Perekonomian 2022, Ada Kaitannya dengan Kondisi Negara Maju

Selasa, 17 Agustus 2021 – 07:00 WIB
Menkeu Sri Mulyani membeberkan prediksi perekonomian dunia pada 2022 berdasarkan hasil analisa saat ini. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemulihan ekonomi yang cepat di negara maju memicu kenaikan inflasi secara signifikan.

Menurutnya, hal itu harus diwaspadai terutama pada 2022.

BACA JUGA: Ekonomi Triwulan II Melejit 7 Persen, Faisal Basri Justru Beberkan Fakta Sebaliknya

“Kompleksitas lingkungan global dari sisi response policy terutama moneter akibat meningkatnya inflasi di negara maju perlu kita waspadai terutama pada 2022,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/8).

Sri Mulyani menuturkan lonjakan inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai empat persen.

BACA JUGA: Ramalan BI soal Puncak Perekonomian Indonesia, Pakai Studi Bukan Kaleng-kaleng

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan inflasi di negara-negara maju yang relatif meningkat terjadi karena demand melonjak saat pemulihan 2021 namun tidak diikuti oleh fleksibilitas dari sisi supply.

Hal itu, kata dia, berimplikasi terhadap percepatan normalisasi kebijakan moneter.

BACA JUGA: Ramalan Prof. Bambang soal Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang, Bikin Kaget

"Percepatan normalisasi kebijakan moneter negara maju berisiko menciptakan tekanan arus modal negara berkembang yang masih membutuhkan dukungan kebijakan akomodatif untuk pemulihan," bebernya.

Tak hanya itu, Sri Mulyani mengakui pemulihan ekonomi yang berjalan tidak seragam turut memberikan risiko tersendiri.

"Yakni adanya kebijakan berbeda-beda yang salah satu dampaknya adalah terjadi kenaikan inflasi di negara maju," kata perempuan kelahiran Bandarlampung itu.

Dia juga menilai negara-negara yang memiliki akses vaksin memiliki proyeksi pemulihan yang lebih cepat. Negara-negara kesulitan akses vaksin, lanjut Sri Mulyani, akan menghadapi tantangan yang lebih sulit.

“Ini yang terus mempengaruhi kondisi pemburukan ekonominya. Oleh karena itu kita mesti mewaspadai uneven economic recovery karena akan menimbulkan komplikasi dari sisi policy response,” tegasnya.

Sri Mulyani pun mengingatkan tantangan Indonesia sebagai Presidensi G20 pada tahun depan adalah mewujudkan pemulihan global yang merata dan lebih kuat.

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia juga memperjuangkan agar akses vaksin bisa terus didapat oleh semua negara dan segmen masyarakat,” kata Sri Mulyani. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler