Sriwijaya FC Catatkan Rekor Pertahanan Terbaik Liga 2 2019

Rabu, 09 Oktober 2019 – 20:36 WIB
Pertandingan Sriwijaya FC vs Persita Tangerang. Foto: sigit prasetya for sumeks.co

jpnn.com, PALEMBANG - Sriwijaya FC salah satu tim yang sudah memastikan lolos ke babak delapan besar Liga 2 2019. Tim berjuluk Laskar Wong Kito, itu juga tercatat tim Liga 2 2019 dengan pertahanan terbaik.

Baru kemasukan 15 gol dari 21 pertandingan, Laskar Wong Kito menjadi tim dengan rasio kebobolan paling sedikit bersama Persita Tangerang. Dalam setiap pertandingan, rata-rata gol kemasukan Sriwijaya FC hanya 0,71.

BACA JUGA: Polisi Jadikan Rekaman CCTV Masjid Al-Falah Barang Bukti Penganiayaan Ninoy Karundeng

Meski cukup jarang kebobolan, namun ada satu catatan yang harus segera dibenahi Sriwijaya FC. Ambrizal Cs dinilai masih cukup lemah dalam mengantisipasi serangan lawan dari sisi sayap.

Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi mengatakan, anak asuhnya cukup sering kurang konsentrasi dan lambat dalam menutup ruang gerak lawan untuk melepaskan umpan crossing.

BACA JUGA: Bantah Terima Suap, Rizal Djalil BPK Tantang KPK Bongkar Kasus SPAM

Sehingga, dari situasi itu tidak jarang menjadi petaka bagi pertahanan Sriwijaya FC. Adanya celah kosong di area kotak penalti, memudahkan lini depan lawan merobek jala gawang Elang Andalas.

“Untuk laga terakhir melawan Bandung United satu gol lawan tercipta melalui serangan dari sisi sayap. Ini yang harus kita hindari. Pemain lawan harus lebih di pressing,” ujar Kas Hartadi, Rabu (9/10).

BACA JUGA: Munarman FPI Penuhi Panggilan Polisi Terkait Kasus Penculikan Ninoy Karundeng

Pada laga terakhir, Sriwijaya FC sendiri sukses meraih kemenangan 2-1 atas Bandung United. Tambahan tiga angka ini sekaligus mengantarkan Sriwijaya FC menuju ke fase selanjutnya.

Sriwijaya FC tinggal menyisakan satu pertandingan menghadapi Babel United di Stadion Depati Amir, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (17/10/), sebelum menuju ke babak delapan besar.

Dari evaluasi 21 pertandingan yang sudah dijalani sejauh ini, selain serangan sisi sayap, kelemahan lain yang menjadi koreksi Kas Hartadi ialah masalah transisi dari menyerang ke bertahan.

Bukan itu saja, Sriwijaya FC juga tak jarang kemasukan melalui situasi bola mati. Gol yang bersarang ke gawang Galih Sudaryono maupun Hendra Mole, kebanyakan berawal dari sepak pojok maupun tendangan bebas.

BACA JUGA: Soal Perppu KPK, Ini Saran Fadel Muhammad untuk Jokowi

“Transisi memang jadi yang paling utama. Jika transisi cepat, maka ruang kosong bisa ditutupi. Konsentrasi juga harus lebih ditingkatkan. Di babak delapan besar lawan kita akan lebih berat,” ujarnya. (jan/palpres/fin)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler