jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla ternyata memegang komando operasi pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang kini disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. JK -sapannya- bahkan sudah membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas mengupayakan pembebasan 10 WNI kru kapal Brahma 12 itu.
Hal itu terungkap dari pernyataan Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian, Selasa (12/4). Satgas bentukan JK itu terdiri dari unsur Polri, TNI, Badan Intelijen Negara, BNPT dan Kementerian Luar Negeri.
BACA JUGA: Mantap, Pak Tito Sudah Tahu Seluk-Beluk Kelompok Abu Sayyaf
Tito mengungkapka, JK sering mengadakan pertemuan tertutup dan mengevaluasi satgas itu. Bahkan kini sudah ada opsi-opsi tentang pembebasan WNI yang kini disandera.
“Beliau (wapres) menyiapkan cara bertindak satu, cara bertindak dua, cara bertindak tiga. Garisnya apa saya tidak bisa sampaikan," kata Tito di Mabes Polri, Selasa (12/4).
BACA JUGA: Antara Yusril, Bu Mega dan Reshuffle Kabinet
Hanya saja Tito memang tak mau membeber soal opsi-opsi yang sudah disiapkan untuk pembebasan sandera. Sebab, semua informasi ke publik tentang proses pembebasan harus satu pintu.
"Saya tidak memiliki otoritas untuk memberikan statement. Semua statement harus satu pintu dari satgas yang dibentuk wapres," katanya.
BACA JUGA: Loyalis Djan Faridz: Seratus Kali Muktamar pun Tak Akan Selesai
Namun demikian Tito mengakui, BNPT yang jadi bagian dari satgas itu bertugas menggali informasi tentang seluk-beluk jaringan Abu Sayyaf itu. Selanjutnya, informasi itu diteruskan ke JK.
"Informasi tersebut kami teruskan kepada tim yang dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden sehingga kita tidak melakukan operasi-operasi lain," tambahnya.(mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sstttt....Kepala Bappeda DKI Dipanggil KPK
Redaktur : Tim Redaksi