Stem Cell Bisa jadi Alternatif Penyembuhan Cedera Organ Tubuh

Senin, 15 Juli 2024 – 13:42 WIB
Para ahli bidang medis di seluruh dunia juga terus melakukan penelitian klinis terkait penggunaan stem cell dalam berbagai kondisi seperti stroke, cedera saraf spinal, cerebral palsy, radang sendi, gagal jantung, hingga luka bakar. Foto dok. Cordlife

jpnn.com, JAKARTA - Terapi stem cell atau sel punca kini tidak hanya diperuntukkan bagi kelainan darah atau kelainan sistem imun berat, melainkan juga bidang regeneratif.

Fungsi regeneratif membuat stem cell berpotensi tinggi dalam perbaikan pada cedera, disfungsional atau kerusakan organ tubuh. 

BACA JUGA: Stem Cell Jadi Terobosan Baru Penanganan Penyakit Degeneratif di Indonesia

"Para ahli bidang medis di seluruh dunia juga terus melakukan penelitian klinis terkait penggunaan stem cell dalam berbagai kondisi seperti stroke, cedera saraf spinal, cerebral palsy, radang sendi, gagal jantung, hingga luka bakar," kata Medical Advisor PT Cordlife Persada dr. Meriana Virtin, Medical dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (15/7).

Dia menjelaskan secara alami tubuh manusia memiliki stem cell yang berfungsi memperbaiki apa yang rusak di dalam tubuh.

BACA JUGA: Upaya UNAIR Mengembangkan Teknologi Stem Cell Didukung Menkes Budi

Namun, jumlah stem cell alami dalam tubuh akan terus menurun seiring berjalannya waktu terkait dengan fungsinya melakukan perbaikan pada kerusakan tubuh seseorang sehari-hari. 

"Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan stem cell jika diperlukan, khususnya dalam hal pengobatan," ucapnya.

BACA JUGA: Jusuf Kalla Rutin Memeriksakan Kesehatannya di Celltech Stem Cell

Walaupun terapi stem cell belum menjadi rutin dilakukan, tetapi memiliki banyak potensi sebagai pengobatan segala jenis penyakit di masa depan. 

Hingga kini terapi stem cell termasuk dalam kategori penelitian berbasis pelayanan terapi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 032/MENKES/SK/II/2014, terdapat 11 rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai pusat pengembangan pelayanan medis, penelitian, dan pendidikan bank jaringan dan sel punca, di antaranya RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP dr. Sardjito, RSUP dr. Soetomo, dan RSUP dr. Kariadi.

"Terapi stem cell memiliki fungsi regeneratif, sehingga memperbesar potensinya sebagai pengobatan berbagai jenis penyakit di masa depan," terangnya.

Tali pusat mengandung stem cell yang juga dikenal sebagai stem cell mesenkimal, yang berpotensi digunakan dalam terapi untuk penyakit degeneratif.

Ini merupakan jenis stem cell multipoten, yang dapat memperbaharui dirinya sendiri dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang spesifik.

Stem cell mesenkimal dari tali pusat dianggap yang berusia paling muda karena sel tersebut diambil ketika bayi baru saja dilahirkan.

Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, tali pusat dapat disimpan dalam jangka waktu lama di bank tali pusat.

Dengan demikian tali pusat dapat digunakan untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang memerlukan pengobatan di kemudian hari.

“Karenanya, orang tua perlu mempertimbangkan dengan baik ketika memilih tempat penyimpanan tali pusat bayi mereka, tidak boleh sembarangan,” tambahnya.

PT Cordlife Persada sebagai salah satu bank penyimpanan darah tali pusat dan tali pusat yang beroperasi di Indonesia, kini memberikan pilihan penyimpanan tali pusat bagi para kliennya.

Mereka bisa menyimpan tali pusat dalam bentuk aslinya untuk menjaga potensi penggunaan tali pusat sehingga pada saat dibutuhkan dapat diproses sesuai dengan kebutuhan.

“Salah satu proses penting untuk memperoleh dan memperbanyak stem cell mesenkimal dari tali pusat dikenal sebagai proses ekspansi. Kualitas stem cell yang dihasilkan dari proses ekspansi ini berperan penting dalam menentukan keamanan terapi,” ujar Country Director PT Cordlife Persada Retno Suprihatin. 

PT Cordlife Persada menjalin kerja sama dengan fasilitas pengolah stem cell yaitu Regenic, yang telah bersertifikasi CPOB dari BPOM dalam hal ekspansi stem cell.

Proses ekspansi merupakan salah satu proses penting untuk memperoleh dan memperbanyak stem cell mesenkimal yang berkualitas, yaitu Regenic melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri dan endotoksin sehingga sel aman untuk diberikan ke pasien.

Regenic yang didirikan pada 2012, merupakan industri farmasi di bawah PT Bifarma Adiluhung, anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, yang memiliki fasilitas pengolahan stem cell pertama dan satu-satunya di Indonesia yang telah mendapat izin operasional dari Kementerian Kesehatan RI dan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM. Saat ini, Regenic merupakan fasilitas pengolahan stem cell dan metabolit terbesar di Indonesia yang telah memiliki sertifikat cGMP (current Good Manufacturing Practices).

“Sebelum mengirimkan stem cell mesenkimal ke rumah sakit tempat pelaksanaan terapi, kami melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri dan endotoksin sehingga sel aman untuk diberikan ke pasien," kata Presiden Direktur PT Bifarma Adiluhung dr. Sandy Qlintang, M. Biomed. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Celltech Stem Cell Centre Vinski Tower Raih Penghargaan Tertinggi Kesehatan dari USA


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Stem Cell   Cedera   Kemenkes   BPOM  

Terpopuler