Strategi Bea Cukai Menjadi Institusi Terkemuka di Dunia

Selasa, 29 Januari 2019 – 19:18 WIB
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengadakan apel luar biasa dengan tema SMART Borders for Seamless Trade, Travel and Transport. Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai berkomitmen untuk terus menaikkan levelnya sebagai institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia.

Dalam rangka peringatan Hari Pabean Internasional (HPI) yang ke-67, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengadakan apel luar biasa dengan tema  SMART Borders for Seamless Trade, Travel and Transport.

BACA JUGA: Bermodus Ekspedisi Furniture, Truk Pengangkut Rokok Ilegal Diamankan Petugas Bea Cukai Kudus

“Kita bukan hanya sebagai bagian dari institusi kepabeanan internasional, tetapi harus ikut memikirkan bagaimana institusi kepabeanan melakukan tugas dan peran,” kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi di hadapan para peserta apel luar biasa, Selasa (29/1).

Dia menambahkan, Bea Cukai Indonesia ke depannya harus memiliki peranan dalam menentukan kebijakan internasional di bidang kepabeanan dan cukai, terutama di WCO.

BACA JUGA: Perkuat Pengawasan dan Pelayanan, Bea Cukai Banyuwangi Resmikan Gedung Baru

Peran Bea Cukai saat ini, antara lain, aktif mengajak komunitas Bea Cukai internasional dalam pemberantasan narkoba dan trans national organized crime melalui kegiatan joint operation.

Bea Cukai juga berperan aktif dalam forum internasional baik WCO maupun WTO dalam pandangan kebijakan terkait e-commerce terutama intangible goods.

BACA JUGA: Bea Cukai Sosialisasikan Pemanfaatan Fasilitas Pusat Logistik Berikat untuk Ekspor

Untuk mewujudkan cita-cita menjadi institusi yang terkemuka di dunia, Bea Cukai terus melakukan peningkatan sumber daya manusia melalui penguatan budaya kerja, penguatan integritas, dan peningkatan profesionalisme.

Selain itu, Bea Cukai juga membentuk sistem Smart Customs And Excise  berbasis teknologi yang mengakomodir prinsip-prinsip integrasi data, penggunaan big data, artificial intelligence dan risk management.

Hal ini sejalan dengan concern WCO yang mengadopsi prinsip secure, measureable, automated, risk management based, technology driven (SMART) dalam penyelenggaraan administrasi kepabeanan.

Pada hari yang sama, Bea Cukai mengadakan diskusi panel tentang inovasi Ceisa 4.0 yang menghadirkan narasumber Muhammad Sigit selaku Deputi Bidang Pencegahan PPATK, Direktur Departemen Pengelola Devisa  Bank Indonesia Rudy Brando Hutabarat, dan Direktur Sistem Teknologi dan Informasi Keimigrasian Alif Suaidi.  

Pada kesempatan tersebut, Heru Pambudi juga meluncurkan salah satu inovasi subsistem terintegrasi dalam Smart Customs And Excise berupa passenger risk management (PRM).

“Bea Cukai harus mengadaptasi perkembangan teknologi dalam melakukan pengawasan. Ke depan Bea Cukai mempunyai sistem manajemen risiko yang berlandaskan teknologi informasi sehingga pengawasan terhadap barang berbahaya akan lebih optimal,” pungkas Heru. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri Mulyani Sebut Bea Cukai Adalah Aset Berharga Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler