Strategi Hary Tanoe Menyiasati Dampak Pandemi COVID-19

Rabu, 26 Agustus 2020 – 21:56 WIB
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo berbincang dengan para direksi di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Media Nusantara Citra di Jakarta, Rabu (26/8/2020). Foto: Istimewa for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menyiasati dampak pandemi virus corona (COVID-19) terhadap aktivitas bisnis dan kinerja perusahaan.

Anak usaha MNC Group ini berencana menggenjot produksi sejumlah program-program spesial televisi dan agresif memasarkan slot iklan kepada para perusahaan pemasang iklan.

BACA JUGA: Bu Mufida Ingatkan Pak Jokowi Tak Umbar Harapan Palsu soal Vaksin Covid-19

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, MNCN memiliki tiga bisnis utama.

Yaitu, stasiun televisi nasional free to air sebanyak empat stasiun televisi, produksi konten dan bisnis digital melalui aplikasi RCTI+ serta media sosial.

BACA JUGA: Tri Tito Karnavian Apresiasi Gerakan 3 Juta Masker di Sumbar

“Yang pertama kami lakukan, meningkatkan iklan reguler saat jeda iklan di program TV. Kedua, meningkatkan jenis iklan Non Time Consuming (NTC) Ads,” ujar Hary Tanoe pada paparan publik Media Nusantara Citra di Jakarta, Rabu (26/8).

Menurut Hary, pendapatan perseroan dari NTC terbilang besar karena tarif iklan jenis ini lebih mahal.

BACA JUGA: Covid-19 di Indonesia: Di Kota Lebih Ngeri dari Desa

Perseroan juga diuntungkan karena memiliki infrastruktur produksi yang besar dan masif.

Bentuk NTC misalnya, penempatan gelas atau botol dengan logo merek minuman tertentu di meja juri pada program Indonesian Idol di RCTI dan Kontes Dangdut Indonesia di MNCTV.

Bentuk lain, penggunaan sepeda motor tipe dan merek tertentu oleh aktor di sinetron.

Menurut Hary Tanoe, peningkatan NTC juga didukung proses produksi yang dilakukan di inhouse production.

Sejauh ini, sebanyak 80 persen progam yang ditayangkan merupakan produk perseroan sendiri.

“Kami memiliki fleksibilitas dalam meningkatkan NTC dan nantinya memacu pendapatan. Pada semester II akan banyak memproduksi program spesial seperti Master Chef, Indonesian Idol dan KDI yang diharapkan pendapatan iklan dari NTC akan luar biasa,” katanya.

Strategi ketiga, memberi fasilitas bagi pengiklan untuk menempatkan QR Code saat produksi mereka tayang.

Nantinya, pemirsa dapat memindai QR Code tersebut dan dapat bertransaksi atas produk yang diiklankan.

Ini merupakan upaya perseroan meningkatan aktivitas e-commerce atau tv shoping.

Hary optimistis, strategi ini akan menambah durasi iklan dan frekwensi iklan yang lebih sering.

Perseroan juga akan memaksimalkan sumber pendapatan dari bisnis konten dengan memacu produksi di semester II, baik untuk sinetron dan program-program spesial yang tayang di platform konvensional 4 tv free to air.

Khusus digital, perseroan meningkatkan aktivitas di lini bisnis sebagai sumber pendapatan.

Misalnya pada channel milik MNCN di You Tube, konten library diolah dan diedit dengan durasi pendek sekira 10 menit, agar mendapat iklan di mid roll atau di tengah pemutaran konten.

“Dalam satu bulan menghasilkan view antara 1 miliar sampai 2,5 miliar view. Ini diiklankan oleh You Tube dengan porsi penghasilan iklan sebesar 55 persen untuk perseroan dan 45 persen untuk You Tube. Jadi ini sangat profitable karena cost-nya hanya editing cost,” katanya.

MNCN juga memproduksi konten original dengan pangsa pasar anak-anak muda dan mengelola multi channel network dari dari Youtuber maupun talent-talent di bawah manajemen perseroan. (gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siasati Masa Pandemi, Para Guru Patut Mencoba Cara Satu Ini


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler