Street Gallery Mengakomodasi Korban Macet

Kamis, 11 Desember 2014 – 14:23 WIB
TERINTEGRASI: Di areal Pondok Indah Mall, juga dilengkapi water park. foto ADRIANTO/INDOPOS

jpnn.com - Malam jadi siang, siang jadi malam. Itulah hari-hari kehidupan di ibu kota, pun juga yang bermukim di kawasan Jakarta Selatan. Apalagi sepanjang Jalan Panjang, dari Kebon Jeruk sampai Lebakbulus, tiap sore sampai lepas pukul 21.00 masih menyemut. Street Gallery Pondok Indah Mal, diciptakan untuk jeda overtime.

 

BACA JUGA: Sentuhan Ir (HC) Ciputra Menjaga Spirit Entrepreneur Manajemen Mal

FAKTA-nya, Jakarta memang macet. Itu kenyataan yang tidak bisa dihindarkan saat ini. Apalagi kalau hujan tiba, level kemacetan bertambah satu-dua strip, bisa menjadi macet banget atau macet parah.

Apalagi di jalur selatan, Jalan Panjang, dari Ke bon Jeruk sampai Lebak Bulus kalau sore menjelang matahari terbenam, volume pemakai jalan sudah tidak imbang dengan kapasitas jalan. Berjam-jam di jalan, itu ibarat sudah menjadi sahabat harian, yang suka tak suka selalu berjumpa.

BACA JUGA: Melawan Dominasi Olahraga di Layar Game

Bahkan makin lama makin akrab dengan warga Jakarta. Lagi-lagi, jalanan macet adalah fakta yang tidak mungkin cepat teratasi, siapapun gubernurnya saat ini. Tetapi, Ir (HC) Ciputra melihat sisi lain dari kemacetan itu. Bukan lagi dianggap sebagai rintangan, atau hambatan yang setiap saat bisa memompa tensi lebih tinggi, tetapi sebagai peluang yang bisa produktif dan menghasilkan.

Street Gallerylah, salah satu jawaban yang menaikkan daya pikat orang untuk ke Pondok Indah Mal. Pertama, daripada bête, membuang waktu bersama pada korban macet, lebih baik waktunya dimaksimalkan untuk meeting, diskusi, bertemu klien, merancang gagasan bersama, di Street Gallery Toh sudah tahu, sudah bisa berhitung, mau ngotot di bergerak, menjalani nasib sebagai korban kemacetan, berlama-lama antre jalur, mandek, kaki injak rem dan gas lebih sering, sampai rumahnya juga sama.

BACA JUGA: Revitalisasi Transmigrasi Menyebar Ratakan Skil

Salah-salah nyerempet kiri dan kanan. Apalagi, harus bersaing dengan sepeda motor yang cara mengen daranya semakin ”berani.” Kedua, bagi mereka yang tidak bisa mengejar jam operasional mal, yang rata-rata pukul 22.00 sudah harus tutup. Sementara baru bisa keluar dari kantor jam 21.00, maka Street Gallery juga bisa menjadi alternative tempat nge-mal. ”Kami buka sampai pukul 00.00 week day, dan 02.00 weekend.

Ada banyak restoran dan café favorit di sana. Mau buntut ada Bogor Café, buntut spesialis Borobudur yang sangat terkenal itu,” kata dia. Ada Monolog tempat nongkrong dan minum kopi anak-anak muda. Ada Remboelan, restoran dengan makanan khas Indonesia yang tempatnya didesain suasana rustic dan keren.

Ada banyak pilihan, mau resto Indone sia, Eropa, oriental, semua tersedia dengan rasa dan suasana yang eksklusif. Tinggal ke mana mata hati dan pikiran hendak memilih. Ketiga, Street Gallery juga lokasi yang cocok untuk menunggu anak-anak yang sedang bermain air di The Wave Pondok Indah Water Park, sebuah wahana air yang berkualitas dunia.

The wave itu dirancang dan dibuat oleh White Water Canada dan menjadi ikon baru di PIM. ”Kami memang ingin membangun yang betul-betul berkelas, tidak murahan, tidak asal bangun saja. Sejak Maret tahun lalu kami berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru di PIM,” jelas Agustine, PIM. Konsepnya, memindahkan suasana pantai di mal.

Ada tujuh wahana yang menjadi andalan di sana. Flow Rider, wahana untuk berselancar air dengan arus buatan yang mirip dengan gelombang di Kuta Bali. Amat menantang dan ini yang pertama di Indonesia. Ada yang beginner, ada yang advance, ada lifeguard yang stand by, memantau dan siap memberikan pertolongan pertama jika terjadi apa-apa.

Sistem pengamananya sudah dirancang oleh expertis nya. Ada juga wahana Swimming Pool, kolam renang dengan standar olimpiade, dengan gazebo-gazebo tempat menunggu di tepiannya. Lalu ada Aqua Play, yang dilengkapi dengan berbagai fitur seperti water gun dan giant bucket dengan sensasi air tumpah setiap beberapa menit.

Tumpahan air itulah yang sering membuat histeris anak-anak yang berada di bawahnya. Lazy Pool, kolam arus settingnya kapal Viking yang juga dilengkapi dengan water gun dan di pinggir kolamnya bertabur pasir putih. Ada Tube Slide dengan ban besar untuk membawa anak-anak dan orang dewasa berkelok- kelok lalu landing di kolam.

Ada Whizzard Slide, Wave Pool, yang membuat anakanak enggan selesai. ”Dijamin, anak-anak enggan pulang, karena dibuat fun,” cetusnya. Inovasi keempat, adalah mempermudah akses menuju PIM I via Street Gallery. Kalau sudah terlalu larut, sementara parkir di PIM I, ada mobil golf, atau golf car yang disediakan tanpa biaya, alias gratis.

Mobil ini mengangkut pengunjung dari Street Gallery ke parkiran. ”Pakai mobil golf yang kapasitasnya 8 orang, mobil listrik, tanpa bahan bakar fosil, ramah lingkungan, dan save energy,” jelas ibu berkacamata itu dengan detail. Bagi pengunjung remaja dan anak-anak muda, PIM juga menyediakan Live Band Per formance di Restorant Row PIM II, Area 51 PIM dan Street Gallery.

Kesannya menjadi lebih sejuk, lebih asyik, lebih rileks. Ini juga selaras dengan PIM sebagai Family Mal, dengan pendekatan Eat, Shopping and Entertainment. ”Tempat ini menjadi objek wisata kuliner yang amat menghibur,” ungkap Agustine. Ir Ciputra dalam merancang sebuah konsep mal memang selalu ada yang khas, bertema, dan memiliki keunggulan kompetitif yang konkret.

Di hampir semua malnya, selalu ada sesuatu yang khas. Itulah jawaban, mengapa PIM selalu up to date, selalu ramai dikunjungi warga di sekitar Pondok Indah, dan eksis selama lebih dari 20 tahun. Seolah menjadi mal yang tidak mengenal musim paceklik, tetap saja menjadi pilihan masyarakat.

Sekalipun ada badai krisis ekonomi, maupun ada pesaing- pesaing baru yang terus bermunculan. Kuncinya sama, pegang prinsip entrepreneurship. Terus berkreasi, berinovasi, dan memiliki visi yang kuat. Prinsip-prinsip Ir Ciputra yang seperti itulah yang terus di down load oleh manajemen mal hingga menjadi mal yang berkelas dan tangguh bersaing. ”Tidak boleh berhenti dalam berinovasi, itulah ciri khas dan karakter seorang entrepreneur. Dengan kreativitas, manajemen bisa mengubah tantangan menjadi peluang,” kata Ciputra di banyak kesempatan. (bersambung/don)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menumbuhkan Pabrik Gula di Kawasan Pedesaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler