Sttt...Di Istana, Ternyata Masih Ada yang Rindu SBY

Selasa, 20 Oktober 2015 – 07:51 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - SETAHUN sudah, Presiden Joko Widodo bertugas sebagai kepala negara dan menghabiskan waktunya di kompleks Istana Negara, Jakarta. Namun, di tengah kesibukan semua penghuni istana melayaninya, ternyata ada juga yang masih merindukan sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bukan karena tak cinta pada Jokowi, sapaan Joko Widodo. Tapi karena sikap Jokowi terhadap pekerja di istana ternyata tak seindah di media massa.

"Sampai saat ini, kami belum pernah bertemu langsung dan berbicara hati ke hati dengan Pak Presiden sejak beliau masuk ke Istana. Beda dengan Pak SBY," ujar seorang pekerja kecil Istana pada JPNN, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: TERBUKTI: Ini Perbedaan Mencolok Sikap Gubernur Sumsel dan Gubernur Jabar

Apanya yang beda? Pekerja ini mengatakan beda, karena saat Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono masuk ke Istana, 2004 lalu mereka langsung mengumpulkan para pekerja yang bertugas di kompleks Istana di Jakarta.

Mulai dari jabatan tertinggi di istana hingga pekerja taman dan pengangkut sampah di Istana. Yah, semacam acara menyapa dan izin masuk ke istana. Meski tidak mengenal satu persatu, kata dia, SBY mengumpulkan semua untuk meminta kerja sama semuanya selama ia berada di istana. Sedangkan, Jokowi belum sekali pun mengumpulkan semua penghuni istana.

BACA JUGA: Tinggalkan Yogyakarta, Ari Dwipayana Kini jadi Orang Istana

Biasanya para pekerja juga berkesempatan bertemu dan menyapa presiden saat Lebaran karena ada open house. Tapi, ini tidak terjadi saat Lebaran tahun ini. Karena Jokowi juga kunker dan pulang kampung untuk berlebaran di Solo.

"Mungkin beliau sibuk bekerja. Beliau kan ulet sekali. Ya kami paham, jadi ndak sempat ngumpulin pekerja di sini," imbuh pekerjanya tersebut.

BACA JUGA: Tentang Keampuhan Minyak Dayak

Bukan itu saja. Jokowi terbilang sangat ramah dan supel. Presiden yang gemar blusukan itu selalu menghampiri masyarakat kecil yang memang sangat ingin bertemu dengannya.

Semua orang tahu itu. Tapi, tidak di dalam istananya sendiri. Di istana, pengamanan dan pengawalan terhadap Jokowi justru lebih ketat. Jika Jokowi datang, jarak beberapa meter sudah harus disterilkan dari manusia, penghuni istana.

"Boro-boro beliau bisa nyapa pekerja. Wong, semua disuruh enggak kelihatan kalau ada beliau. Contoh, petugas taman, mereka bisa disuruh meninggalkan semua alat dan pekerjaan mereka kalau Jokowi mau lewat. Paspampres langsung sterilkan, " kata orang tersebut sambil tersenyum.

Dia merasa miris karena selama ini yang ia tahu, Jokowi selalu duluan yang menghampiri orang-orang.

"Kami enggak minta disamperin, enggak. Mbok disapa aja udah senang. Siapa yang ndak senang disapa Pak Jokowi. Kayak di TV tuh lho," kata dia.

Ini, kata dia, beda dengan SBY. Meski berasal dari kalangan tentara, ujarnya, pengawalan terhadap SBY justru tidak seketat Jokowi. SBY juga sesekali menyapa pekerja yang kebetulan bertemu dengannya saat berpapasan.

"Lucu juga, zaman Pak SBY, biar pun tentara, pengawalan dalam istana dikit. Beliau datang, memang disterilkan, tapi bukan orang melainkan alat-alat. Kalau saya lihat, dulu alat-alat pekerja taman itu jangan sampai tercecer saat SBY lewat. Mereka boleh tetap di situ. Biasanya, Pak SBY, bilang 'apa kabar, silakan lanjut kerja'. Pada bagian kami juga kalau papasan gitu tanyanya. Nah, kalau Pak Jokowi, alatnya enggak apa-apa ditinggal, tapi orang-orangnya disterilkan. Jangan sampai kelihatan," katanya sambil tertawa lagi.

Siapa yang tak senang, katanya, melihat seorang presiden menyapa para pekerja yang mengurus 'rumahnya' menjadi cantik setiap hari seperti yang dilakukan SBY. Pekerja ini tidak tahu alasan ada pengawalan yang begitu ketat pada Jokowi dalam istana. Di dalam rumahnya sendiri.

"Lah ini kan rumahnya sendiri, mosok takut, sampai pengawalan ketat. Kalau di TV senang lihatnya, kayaknya Pak Jokowi deket banget sama wong cilik, dijabat tangannya. Kami juga wong cilik yang kebetulan kerja istana, siapa yang ndak senang seandainya disapa presiden. Baru kali ini, saya lihat presiden jalan ada alat-alat selang dan pemotong rumput, segala macam geletakan di sekitar Istana karena pekerjanya steril. Kalau zaman Pak SBY justru alat-alat yang diminta disingkirkan biar gak salah kena beliau," tuturnya. Lagi-lagi dengan senyum miris.

Meski sikap Jokowi berbeda, para pekerja dalam istana toh berusaha memahami. Dia presiden, dia yang memiliki Istana tersebut. Lagi-lagi, ia mengatakan, para pekerja bukan benci Jokowi. Mereka termasuk yang memilih Jokowi saat pilpres lalu. Hanya, para pekerja sedikit terkesima dengan sikap Jokowi yang agak berbeda saat berada di istana.

"Saya rasa Pak Jokowi tidak begitu orangnya. Cuma karena aturan protokolernya dan pengawalan dari paspampres aja. Beliau orang baik kok, kelihatan dari dulu, selalu ingin menyapa orang duluan dan santun pada orang yang lebih tua. Mungkin di sini tidak begitu dekat dengan pekerja, tapi Istana Bogor bisa saja dekat, karena kan beliau tinggalnya di sana. Di sini hanya pas kerja aja," ujar pekerja itu mengakhiri ceritanya tentang Jokowi.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas Asap, Sempat-sempatnya Berkelakar soal Donald Trump


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler