Studio Rhoma Irama Ditembak, Bersamaan Selebaran Ancam Ulama

Senin, 05 Maret 2018 – 05:37 WIB
Polisi berbincang dengan Rhoma Irama setelah peristiwa penembakan di studio milik si raja dangdut di Depok, Minggu (4/3). Foto: JAWA POS PHOTO

jpnn.com, DEPOK - Studio milik raja dangdut Rhoma Irama di Kota Depok, Jawa Barat, ditembak orang tidak dikenal, Minggu (4/3).

Selain itu, di perumahan Grand Depok City juga ditemukan surat ancaman pembunuhan. Sasarannya adalah sejumlah ulama yang ada di Kota Depok.

BACA JUGA: Dor!! Studio Rhoma Irama Jadi Sasaran Tembak?

Polresta Depok kini sedang mengusut dua peristiwa itu. Di studio Rhoma Irama, mereka melakukan olah TKP dan memasang garis polisi kemarin.

”Ada laporannya. Yang menemukan peluru merupakan OB (office boy) studio tersebut,” kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis mengenai penembakan di studio Rhoma.

BACA JUGA: Butuh Kepeng, Daeng Ancam Mengebom Kelenteng

Proyektil peluru ditemukan di dekat jendela studio yang terletak di Jalan Tole Iskandar, Kota Depok, itu. Polisi meminta masyarakat tenang. Polisi serius mengusut kasus itu.

Soal surat ancaman untuk sejumlah ulama, Putu juga membenarkan. ”Teror surat atau selebaran gelap berupa tulisan yang berisi ancaman pembunuhan terhadap ulama di Depok. Suratnya berisi ancaman akan di bunuh,” katanya.

BACA JUGA: Kabul Diguncang Teror, Presiden Jokowi Tetap ke Afghanistan

Putu menyebut, surat ancaman itu ditemukan oleh petugas keamanan di perumahan Grand Depok City.

”Tepatnya di cluster Gardenia. Pihak keamanan perumahan yang menemukan surat tersebut saat ini sedang kami selidiki" jelasnya.

Dua teror yang tejadi di Depok kemarin menurut BIN adalah upaya-upaya untuk terus menebar teror di masyarakat.

Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menjelaskan, hal itu akan meningkat mendekati pelaksanaan pilkada serentak.

Wawan menyatakan, teror seperti di Depok dilakukan untuk mencampur aduk emosional masyarakat. Dengan target-target tertentu yang diinginkan. ”Maka, dalam kondisi ini masyarakat harus lebih kritis dalam memahami sebuah kejadian,” katanya.

Ada kemungkinan bahwa kejadian di Depok tersebut untuk membuat bahan-bahan berita palsu atau hoaks.

Dengan mengkombinasikan antara kenyataan atau kejadian dengan informasi-informasi yang tidak benar.

”Hal semacam ini perlu diketahui masyarakat agar tidak termakan hoaks dan ikut terlibat,” terangnya. (bry/idr/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... M Iqbal: Enggak Ada Ancaman Teror


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler