Suami Minta Cerai Karena Ukurannya Kecil, Kerap Dibully Anak-Istri

Rabu, 06 April 2016 – 09:54 WIB
Ilustrasi. Radar Surabaya

jpnn.com - Punya gondok besar atau tumor di bagian leher memang menyakitkan. Salah satunya dialami Donwori, 40. Dia tak hanya mengalami sakit di lehernya, tapi juga sakit di hatinya. Sebab, dia dipanggil eceng gondok. 

Tak hanya para tetangga maupun saudara, Donwonri hidupnya makin ngenes karena istri dan kedua anaknya juga ikut-ikutan memanggil eceng gondok. 

BACA JUGA: Rusunawa Dipenuhi Korban Deportasi dari Malaysia

Maklumlah, badan Donwori termasuk dalam katagori kerdil alias pendek. Ukuran badan sekitar 90 cm. Padahal, ukuran pendek pria pada umumnya sekitar 150 cm. 

“Meski aku pendek begini. Istri dan anakku tinggi-tinggi. Tapi, apakah pantas dirinya menerima hinaan seperti itu (dapat panggilan eceng gondok, Red),” jelas Donwori dengan wajah nelongso di sela-sela sidang gugatan di Pengadilan Agama Klas 1A Surabaya.

BACA JUGA: Wow! Dua Kapal Nelayan Sumut Juga Dibom

Versi Donjuan, sang istri dan anaknya kini sering memanggilnya aceng gondok. Apalagi, ketika mereka sedang marah. Donwori hanya bisa diam dan menangis saja. 

Biasanya persoalan marah istri dan anaknya iu terkait dengan lelet-nya Donwori ketika disuruh ini itu. Misalnya, membeli makanan atau menyapu rumah. 

BACA JUGA: Geregetan Kejar La Nyalla, Jaksa Pakai Cara Ini

“Aku dan istri bagi tugas. Kalau sore sampai malam aku yang jaga toko. Kalau pagi sampai siang, istri yang jaga,” jelas Donwori yang memiliki toko peracangan di kawasan Tembok Surabaya, kemarin. 

Dengan demikian,mereka berbagi tugas. Ketika pagi, Donwori bertugas mengantarkan anak ke sekolah dan membersihkan rumah. Sementara sang istri berjaga di rumah.  

“Sebenarnya saya menolak untuk ngantarkan anak, tapi istri tidak bisa naik motor. Ya saya yang tiap hari ngantarkan anak ke sekolah,” jelas dia.  

Saat mengantarkan anaknya sekolah seringkali dia jadi bahan olokan teman-teman anaknya. Beberapa  tetangga terkadang memanggilnya dengan sebutan eceng gondok. Tak sopannya lagi, kedua anaknnya juga turun dan kini mereka tak memanggil ayah pada Donwori.

Ketika Donwori marah dan memukulnya, istrinya justru seringkali marah dan protes. “Kata istri aku memang gondoken. Jadi sudah pantas disebut seperti itu. Aku juga tidak mau punya gondok dan tubuh pendek seperti ini,” jelas warga Tembok  tersebut. 

Sampai saat ini, keputusannya tidak protes karena tidak mau bertengkar dengan istrinya. Karena kalau sudah eyel-eyelan, Donwori selalu kalah ketika adu mulut. 

Makjleb, Donwori hanya diam dan kemudian pergi dari rumah. Dari situlah, Donwori merasa keluarganya makin hobi memanggilnya eceng gondok. 

“Sudah pernah mau operasi, tapi karena jaringan tumornya sudah masuk ke tenggorokan atau bagian syaraf sangat sulit untuk diambil. Jadi sampai sekarang belum tindakan (operasi,Red). Daripada sakit hati dan semua keluarga malu dengan kondisi ini,  aku tak menyendiri saja,” pungkas dia. (umi hanny/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba-tiba Saja Bupati Disuruh Tes Urine


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler