“Ini kemenangan rakyat, karena dengan sistem suara terbanyak, suara rakyat akan lebih berarti sebab suara rakyat yang akan menentukan siapa caleg terpilih, bukan lagi partai seperti dalam sistem nomor urut,” kata Maswadi dalam perbincangannya dengan JPNN di Jakarta, Jum'at (26/12).
Karena rakyat yang lebih menentukan, maka Maswadi menyebut bahwa sistem suara terbanyak lebih demokratis dari sistem nomor urut
BACA JUGA: Putusan MK Ketatkan Persaingan Caleg
Dengan suara terbanyak, sebutnya, peran partai politik juga semakin berkurangBACA JUGA: PKS Janjikan Ubah Jakarta Seperti Singapura
Dulu, dalam sistem nomor urut, partai juga yang menentukan siapa yang akan terpilih, suara rakyat hanya untuk melegalisasi saja,” urainya.Tapi, bukankah sistem suara terbanyak ini akan lebih menguntungkan orang-orang yang berduit dan bermodal besar? Maswadi membenarkannya
BACA JUGA: PDIP dan PPP Kecewa Putusan MK
“Kalau soal uang atau modal, itu sudah konsekwensi dari demokrasi itu sendiriDemokrasi itu memang mahal karena di sana selalu ada persainganKalau nggak punya uang atau modal, ya tipis harapan untuk terpilih,” jawabnya.Terkait hal itu, Maswadi mengatakan, sudah banyak contoh dimana ada seorang tokoh atau politisi yang mungkin punya nama besar di masyarakat, namun karena tidak ada modal saat pemilu, akhirnya yang bersangkutan tidak terpilih“Jadi, uang atau modal dalam demokrasi memang harus ada,” tegasnya.Maswadi juga menyebut bahwa dengan sistem suara terbanyak, maka pemilu akan bersifat lebih individualSebab untuk terpilih, seorang caleg harus berusaha sendiri karena tidak lagi bisa bergantung kepada partai.(eyd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suara Pedalaman Didahulukan
Redaktur : Tim Redaksi