jpnn.com - JAKARTA - Penerapan subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM) dinilai akan membuat sulit para pengusaha dan juga masyarakat. Di mana wacana penetapan subsidi tetap rencananya bakal diberlakukan pemerintah pada awal tahun 2015.
"Mungkin untuk pemerintah tidak, tetapi untuk pengusaha dan masyarakat rumit, karena setiap bulan kan bisa naik turun," papar Ketua II DPP Hiswana Migas M Ismeth di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (27/12).
BACA JUGA: Pengusaha Lokal Akui Sulit Saingi SPBU Asing
Hitungan menyulitkan yang dimaksud Ismeth yakni, di saat adanya perubahan harga dari hitung-hitungan harga yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Bisa dibayangkan pengusaha kecil untuk menghitung ongkos angkut. Misalnya pengusaha sayur dia memperkirakan harga Rp 9.500, tahu-tahu dua minggu kemudian berubah menjadi Rp 9.600. Itu kan harus dihitung, dan dia harus bilang ongkos angkut barang menjadi naik. Sementara kalau harga sudah naik tidak akan turun lagi, itu kan rumit," bebernya.
BACA JUGA: Citilink Ekspansi Bisnis 2015 dengan Dana Pinjaman
Ismeth menyarankan, kalaupun subsidi tetap benar akan dijalankan tahun depan, ia berharap pemerintah bisa mencontoh negara-negara lain yang sudah diimbangi dengan sistem yang baik. Serta mampu menjamin agar para pengusaha lokal tidak merugi.
"Itu yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah, karena kalau di Indonesia harga jarang mengalami penurunan, pasti naik terus," tuturnya. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Tim RKTM: Bensin Hilang, Pertamina Harus Lawan Produk Asing
BACA ARTIKEL LAINNYA... SPBU Asing Tunggu Keputusan Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi