Sudah 2 Anggota Polri Gugur Ditembak KKB, Lantas?

Kamis, 16 November 2017 – 08:31 WIB
Istri Almarhum Brigpol Firman, Zanta Lusia Manangsang dan anaknya, Lala, didampingi Ibu-ibu Bhayangkari Polres Mimika, melepas jenazah Firman, Rabu (15/11). Foto: MAYER SARIOA/RADAR TIMIKA/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua justru melakuan penembakan di saat Polri dan TNI berupaya melakukan dialog untuk menyelesaikan pengisolasian dua desa di Distrik Tembagapura, Mimika.

Kemarin (15/11) Satgas Gabungan dari Brimob Den B Polda Papua yang sedang berpatroli dan menyelidiki kasus penembakan justru diserang dengan rentetan tembakan yang diduga dilakukan KKB. Dua orang anggota Brimob tertembak, yakni, Brigadir Firman dan Bripka Yongki Rumte.

BACA JUGA: Kalimat Brigpol Firman Sehari Sebelum Tewas, Bikin Merinding

Firman dipastikan tewas karena luka tembak di bagian punggung. Sementara Yongki masih dalam kondisi kritis dan dilakukan perawatan.

Kadivhumas Polri Irejen Setyo Wasisto menjelaskan, tim Brimob itu diserang saat melakukan penyelidikan kasus penembakan seorang warga bernama R. Totok Sahadewo sekitar pukul 03.50. ”Warga itu ditembak Selasa pagi (14/11) dengan luka di bagian paha,” ujarnya.

BACA JUGA: Kronologis Baku Tembak Brimob vs KKB, Brigpol Firman Tewas

Personel Brimob yang tewas dan yang mengalami luka itu saat ini telah dievakuasi. Pengejaran terhadap pelaku penembakan juga sedang dilakukan.

Diduga pelaku penembakan adalah KKB, namun Polri masih menyelidiki . ”Evakuasi dan penyelidikan dilakukan,” terangnya.

BACA JUGA: Ini Perkiraan Kekuatan KKB dan Jenis Senjatanya

Dalam beberapa minggu ini sudah ada dua anggota Polri yang gugur diduga akibat ditembak KKB. Selain Firman, ada pula Anggota Brimob Den B Timika Briptu Berry Pramana Putra.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan, untuk personiel yang terluka akibat tembakan mencapai tujuh orang. ”Dua orang gugur dalam tugas dan tujuh personel luka tembak,” jelasnya.

Terkait penembakan pada dua anggota Brimob, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan bahwa penembakan terhadap personel Polri itu merupakan risiko dalam sebuah operasi.

Apalagi, operasi di daerah-daerah yang terdapat gejolak keamanan, seperti Tembagapura, Papua. ”Risiko semacam ini harus ditanggung,” ungkapnya.

Dia menuturkan, pimpinan Polri memberikan penghargaan kenaikan pangkat anumerta kepada korban penembakan.

”Saya sangat prihatin dan sebagai pimpinan Polri menyampaikan duka sedalam-dalamnya pada keluarga yang ditinggalkan,” tuturnya.

Tito juga terus memberikan semangat kepada personelnya. Dia menegaskan bahwa kepada personel yang lain, yang bertugas di manapun.

Terutama, yang bertugas di Tembagapura untuk jangan kendor. ”Terus semangat, soal kematian itu ada ditangan Allah SWT,” paparnya.

Apakah serangan KKB ini membuat strategi Polri untuk melakukan langkah persuasif berubah? Tito mengatakan, Polri masih menjalankan langkah persuasif.

Tapi, mengenai teknis lainnya, tidak bisa disampaikan ke publik. ”Nanti, KKB itu akan mendengar juga kalau kami ungkap,” ujarnya.

Langkah penegak hukum di Papua saat ini sangat situasional. Nanti berbagai pergerakan di Papua yang menentukan adalah Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dan Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar.

”Penentunya mereka yang ada di lapangan. Yang jelas dipertimbangkan medannya yang sulit sekaligus tidak boleh ada masyarakat yang menjadi korban,” paparnya. (and/idr/lum/syn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap, Ini Motif KKB Mengisolasi 2 Desa di Tembagapura


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler