jpnn.com, JAKARTA - Para guru honorer yang lulus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahap 1 dan 2 ternyata belum gajian. Praktis dua bulan ini mereka harus kerja serabutan agar dapur tetap mengepul.
Seperti yang dilakoni Ketum Forum Honorer Nonkategori Dua Indonesia (FHNK2I) Raden Sutopo Yuwono. Demi menyambung hidup keluarganya dia kerja serabutan sepulang mengajar.
BACA JUGA: Kabar Baik Bagi 1.491 Guru Honorer di Pamekasan
Dia mengaku senang sudah lulus PPPK guru tahap 1 dan tinggal menunggu NIP saja. Di sisi lain butuh perjuangan berat di masa tunggu ini.
"Dalam masa tunggu ini saya harus mencari bekal menyambung hidup istri dan tiga anak saya. Mengajar, servis handphone, jualan apa saja, bahkan nguli bangunan, yang penting halal,' tuturnya kepada JPNN.com, Senin (28/2).
BACA JUGA: Bu Heti: Seluruh Guru Honorer Akan Mendoakan Hotman Paris Setiap Saat
Sutopo tidak tahu apakah 14 bulan gaji yang sudah dianggarkan pemerintah pusat dalam dana alokasi umum atau DAU 2022 akan mereka. Dia tidak memungkiri, seluruh guru honorer yang lulus PPPK sudah mengingat akan menerima tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13.
Mereka tidak perlu lagi sembunyi di toilet ketika guru PNS dan PPPK 2019 membahas soal THR maupun gaji ke-13.
BACA JUGA: 100 Ribu Calon PPPK Berpotensi TMS, Jadi Peluang Besar Guru Honorer Lulus PG Tanpa FormasiÂ
"Kami menaruh harapan kepada Bapak Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Iwan Syahril, Mendikbudristek Nadiem Makarim, dan Sesditjen GTK Nunuk Suryani bisa memperjuangkan hak PPPK guru 2021, yaitu 14 bulan gaji," tuturnya.
Jika menerima SK PPPK pada Maret atau April, Sutopo berharap semoga diperjuangkan dalam bentuk rapelan. Mereka sudah menunggu 4-5 tahun untuk mendapatkan status PPPK ini.
"Kami hanya minta anggaran APBN dan kuota honorer non K2 ikut tes PPPK 2018-2024. Tidak minta anggaran dan gaji PNS atau PPPK tanpa tes," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad