Sudah 59 Izin Keluar, untuk Angkat Harta Karun

Rabu, 05 Mei 2010 – 12:56 WIB
JAKARTA - Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, KKP, DR Sudirman Saad mengatakan, perizinan survei dan pengangkatan BMKT sejak 2000 hingga April 2010 sebanyak 59 permohonanPermintaan izin ke pemerintah pusat sebanyak 18 perizinan, izin ke gubernur sebanyak 8 perizinan, dan izin dari bupati sebanyak 33 perizinan.

Izin-izin tersebut antara lain permintaan izin pengangkatan dari PT Samudera Kembar Jaya pada 2003 untuk pengangkatan di Perairan Panaitan, Ujung Kulon, izinya kewenangan bupati, hanya saja sudah dibekukan karena pelanggaran

BACA JUGA: Lelang Harta Karun Sepi Peminat

Lalu, izin pengangkatan oleh PT Intersatria Artha Samudera Raya pada 2006 di Perairan Tile-Tile, Kabupaten Selayar, kewenangan bupati
Namun, tidak dilaksanakan karena masalah teknis.

Kasubdit Jasa Kelautan dan Kemaritiman, KKP, Aris Kabul Pranoto, mengatakan selain pelelalang satu lot kapal dari Cirebon, panitia nasional BMKT masih akan melelang sekitar 10 kapal lagi

BACA JUGA: Sri ke Bank Dunia, Proses Hukum Jalan Terus

“Kalau misalnya pelelangan distop berarti kita bisa saja membuka galeri berupa museum, kayak di Singapura
Padahal, barang-barang di Singapura itu saja berasal dari Belitung, Sumatera Bagian Selatan.”

Di Sumatera Selatan, lanjut Aris, pernah dicari di perairan Tanjung Mejangan, perbatasan Sumsel dan Bangka Belitung

BACA JUGA: 1 Juli, Pemerintah Terapkan Bantuan Likuiditas Perumahan

“Di Sumatera Selatan sudah pernah dicari, tapi belum ketemu,” kata Sudirman Saad di kantornya, Selasa (4/5).

Pelaksanaannya pada 2007 lalu, dilakukan oleh perusahaan PT Bangun Bahari Nusantara (BBN), pemiliknya Hj Zahria,” beber Aris.Perizinan lainnya mencari kapal Vansitat, kapal Belanda atau Portugis“Juga belum ketemu, tapi data sejarah ada manifesnya disana (Sumsel),” papar dia.

Khusus di perairan Sungai Musi, Palembang, lanjut Aris, pernah juga dijajal orang“Kami pernah dapat informasi pencarian harta karun di Sungai Musi, PalembangTapi itu ilegalKatanya, belum ditemukan harta karun di sanaAlasannya sudah mencarinya di sungai karena kondisi lumpur yang keruh dan air deras.”

Izin pengangkatan juga dilakukan PT Komizindo pada 2004 laluPencarian dilakukan di Pulau Enggano, Bengkulu“Izinnya sudah diajukan, tapi sampai sekarang pencarian itu belum dilakukan,” beber Aris.

Khusus di daerah Lampung, kata Aris, hingga kini belum pernah dicari“Lampung belum dicariTapi, saya sampaikan dari Aceh sampai Biak disinyalir ada artefaknyaInformasinya, data UNESCO malah menyebutkan ada ribuan kapal tenggelam di perairan IndonesiaKe depan, kita akan melibatkan perguruan tinggi dan LIPI untuk meneliti itu.”

Penyelam bahari Indonesia yang juga konsultan wisata bahari, Cipto Aji Gunawan, mengatakan hasil temuan mereka ada museum bawah laut dari Aceh sampai Biak“Museum itu bukan dalam bentuk bangunan, tapi seperti museum bahariAda di Kepulauan Riau, Lombok, Sulawesi, Kalimantan, tapi terbanyak wisata bahari bawah laut berupa kapal-kapal tenggelam itu ada di Tulamben, Bali,” pungkasnya.(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mundur Terhormat ala Sri Mulyani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler