Sudah 98 Orang Meninggal Selama Januari-Juni 2018

Senin, 27 Agustus 2018 – 04:52 WIB
Police Line. foto: ilustrasi for sumeks

jpnn.com, GRESIK - Satlantas Polres Gresik Jawa Timur mencatat ada 325 kecelakaan selama Januari-Juni 2018. Sebanyak 98 orang meninggal di jalan.

Laka lantas hampir terjadi di seluruh wilayah. Baik di kota maupun perbatasan. Namun, yang memakan korban terbanyak adalah Jalan Raya Driyorejo dan Duduksampeyan.

BACA JUGA: Pengemudi Diminta Hati-Hati Lewati Tol Madiun - Wilangan

Dalam enam bulan terakhir, ada 38 laka lantas di sepanjang Jalan Raya Driyorejo. Delapan orang meninggal di tempat. Jalan Raya Duduksampeyan lebih parah.

Meski jumlah kejadian hanya 37, korban meninggal cukup banyak. Ada 20 orang yang kehilangan nyawa sia-sia.

BACA JUGA: Pengusaha Sengaja Tabrak Mati Eko di Depan Polresta

Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto menyebutkan, ada beberapa faktor penyebab laka lantas di Gresik.

Yang paling banyak adalah kesalahan manusia (human error). Banyak yang ceroboh saat di jalan.

BACA JUGA: Polisi Bakal Cegat Bule Berbikini Naik Motor

AKP Wikha mencontohkan kecelakaan di Jalan Raya Domas pada Jumat (24/8) lalu. Pengendara motor bernama Ahmad Jalamuddin kurang memperhatikan arah depan saat hendak mendahului truk kontainer.

Akibatnya, bodi depan motor terserempet bak truk. Ahmad oleng ke kanan hingga menerabas markah jalan. Pria asal Tuban itu tewas setelah ditabrak truk dari arah berlawanan.

Contoh lain, di Jalan Raya Wringinanom Kamis (23/8), pengendara motor bernama Khoirul Anwar harus kehilangan nyawa di jalan.

Truk tangki yang dikendarai Ripa'i menabraknya dari depan. Ripa'i ditetapkan sebagai tersangka karena terlibat kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal.

AKP Wikha mengatakan, kesadaran tertib lalu lintas masih perlu ditingkatkan. Sebab, kecelakaan selalu berawal dari pelanggaran.

"Sosialisasi dan edukasi sudah diberikan. Tapi, masalah kesadaran itu kan kembali ke masing-masing orang," jelasnya.

Mengapa yang paling banyak korban meninggal di Driyorejo dan Duduksampeyan? Menurut AKP Wikha, dua jalur itu menjadi jalan utama kendaraan besar melintas. Misalnya, dump truck, kontainer, dan truk trailer.

Rata-rata korban kecelakaan selalu berhadapan dengan salah satu jenis kendaraan besar tersebut.

Pengendara roda dua akan mengalami fatalitas yang lebih parah ketika bertabrakan atau bahkan terlindas.

Bagaimana solusinya? Alumnus Akpol 2007 itu mengatakan, dua jalur tengkorak tersebut memang menjadi jalur utama distribusi.

Solusinya, harus ada jalur lain untuk mengurangi volume kendaraan besar di jalan raya. "Jalan tol itu, salah satunya," katanya.

Untuk saat ini, para pengendara diminta lebih berhati-hati. Terutama saat melintas di Jalan Raya Driyorejo dan Duduksampeyan.

Pengemudi harus tetap fokus saat berkendara di jalan. "Jangan melanggar aturan," tandas polisi dengan tiga balok di pundak tersebut. (adi/c7/dio/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Motor Diseruduk, Pelajar SMP Patah Kaki


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler