Sudah Kerja 6 Tahun, ABG Cantik Ini tak Pernah Digaji

Senin, 09 Maret 2015 – 14:52 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendesak agar Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) mengambil tindakan tegas terhadap orang yang memerkerjakan Sri Muliati, 19 sebagai asisten rumah tangga. Apalagi jika benar mereka telah memekerjakan Sri sejak berusia 13 tahun dengan tidak pernah diberi gaji.

Selain itu, Kompolnas juga mendesak agar kepolisian mengusut siapa pihak yang telah menyalurkan Sri sebagai asisten rumah tangga sejak di bawah umur. 

BACA JUGA: Revitalisasi Teluk Benoa Jadi Perhatian Utama Mahasiswa Bali

“Memekerjakan gadis di bawah umur itu pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak. Apalagi kalau benar tidak diberi gaji selama enam tahun bekerja. Kami minta Polda mengambil tindakan tegas, kalau benar sudah terbukti semua persyaratan hukumnya,” ujar Komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan, Minggu (8/3).

Menurut Edi, tindakan tegas dapat diambil, antara lain dengan segera menjadikan prioritas penanganan kasus tersebut. Demikian juga dapat menahan para pelaku, jika bukti-bukti telah cukup. Jangan justru mengulur-ulur waktu, karena kasus-kasus memekerjakan anak di bawah umur di Sumatera Utara, cukup meresahkan.

BACA JUGA: Sopir Ngantuk, Bus Seruduk Rumah

“Kalau tidak beri gaji, ini salah besar. Ini bisa dikenakan melanggar prosedur. Kasus-kasus seperti ini juga termasuk memekerjakan anak di bawah umur. Ini sangat meresahkan. Makanya kita minta Polda memrioritaskan penanganan kasus ini,” katanya.

Saat ditanya pendapatnya, terkait sikap Polda belum menahan pemilik rumah yang memekerjakan Sri, dengan alasan masih mendalami penyalur pembantu, Edi menegaskan, polisi harus mendasarkan langkah penanganan perkara sesuai prosedur. 

BACA JUGA: Wow...Ribuan Dokter Banten Menumpuk di Tangerang

Kata dia, jika memang bukti-bukti itu cukup, maka tidak ada alasan untuk tidak segera melakukan penahanan.

Sri Mulyani adalah warga Desa Lingga Mukti, Kecamatan Sucina Raja, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dia diketahui bekerja di salah satu kediaman pengusaha, di Bilangan Polonia, Medan.

Sri mengaku awalnya dijanjikan ikut audisi dangdut oleh Dedeh, 25, perempuan yang juga tetangganya. Karena hobi nyanyi dangdut dan diimingi jadi artis terkenal, Sri tertarik. 

Dia percaya karena Dedeh adalah tetangganya. Sri akhirnya dibawa Dedeh. Dia tak sendiri. Ada 5 perempuan muda lain bersama, ikut dibawa Dedeh naik pesawat ke Jakarta. Di sana mereka nginap di hotel.

“Satu hari aja nginap di hotel. Besoknya dibawa ke bandara Soerkano-Hatta, terus naik Sriwijaya Air ke Medan,” ujar cewek yang hanya tamatan SD itu.

Tiba di Bandara Polonia Medan, Sri dijemput perempuan bernama Nuraida alias Butet. “Ibu Butet itu kejam. Saya takut. Kami dibawa naik mini bus ke ruko milik, di Jalan Jamin Ginting. Itu aja yang saya ingat alamatnya,” bebernya.

Tiba di sana, kata Sri, sudah ada juga perempuan muda yang ditaksirnya berusia 13-15 tahun. “Baru tiba di Medan dan dijemput dengan bus yang sama,” tambahnya.

Sri menaksir, ada sekitar 20-an perempuan muda di ruko itu. Di sana, mereka didata dan diajari jadi pembantu. Juga diimingi gaji besar dan diminta nurut atas perintah majikan. “Kami disuruh nurut karena majikan kami katanya orang kaya dan ngasih gaji besar. Kami juga sering dipukul kalau gak nurut perintahnya,” ujarnya. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik Terima Telepon, Pemuda 29 Tahun Tewas Disambar KA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler