jpnn.com - PANGKALAN BUN – Pembunuhan supersadis terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Janda tiga anak berinisial Nor ditemukan meninggal dengan luka di lehernya, Sabtu (24/12) jelang tengah malam.
BACA JUGA: Suami Dibunuh Perampok, Istri Pura-pura Mati, Selamat
Mayat warga Jalan Bahari, RT 08, Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, itu kali pertama ditemukan sang anak RH (10).
Kala itu, RH tidur sekamar dengan ibu dan neneknya.
BACA JUGA: Wajah Dipukul Linggis, Mati di Depan Anak dan Istri
Saat terbangun, RH melihat ibunya bersimbah darah di tempat tidur dengan luka di bagian leher.
RH juga sempat melihat seseorang keluar dari rumah.
BACA JUGA: Pengin Mabuk, Remaja Sontoloyo Bunuh Pemilik Warnet
Namun, dia tidak mengetahui identitas orang itu.
Setelah melihat kejadian tersebut, RH lantas membangunkan neneknya yang masih tidur satu kamar.
Dia juga memanggil kakaknya yang tidur di kamar lain, serta meminta tolong kepada tetangga.
Usai kejadian, Nor dievakuasi menggunakan mobil ambulance milik Rumah Sakit Rakyat Kumai menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun untuk divisum.
Berdasarkan hasil visum, terdapat luka akibat sayatan benda tajam pada leher, robek di bahu kiri, dan lecet pada telapak tangan kanan dan kiri.
”Yang lain-lain nggak ada," kata Sukardi, Kepala Instalasi Jenazah RSUD Sultan Imanuddin.
Dalam hitungan jam, Polsek Kumai telah mengamankan seorang laki-laki berinisial ASM yang diduga melakukan pembunuhan terhadap korban.
Sebelum kejadian berlangsung, ASM dan Selfi ini berkomunikasi lewat SMS.
Dalam percakapan SMS tersebut tertulis "Sudah tidur apa belum" yang terkirim pukul 22:30 WIB.
Dari keterangan warga sekitar, selama dua bulan belakangan, ASM sering ke rumah korban.
ASM diduga ada kedekatan khusus dengan Nor. Padahal korban masih serumah dengan mantan suaminya.
"Kami sudah mengamankan satu orang dengan inisial ASM warga Teluk Bogam. Pelaku sehari-hari kerja kuli di pelabuhan," kata Kapolsek Kumai AKP Hendry, Minggu (25/12).
ASM masih berstatus sebagai saksi dan belum ditetapkan sebagai tersangka.
"Untuk lebih lanjut kita tunggu hasilnya. Karena saksinya sendiri masih minim keterangan. Hanya satu anak kecil yang umurnya sepuluh tahun dan belum bisa memberi keterangan yang jelas," terangnya.
Saat kejadian, ada tiga orang dalam satu ruangan, yakni korban, RH dan sang nenek.
Sedangkan anak tertua korban yang saat itu juga ada di rumah berada kamar lain.
"Namun anehnya satu rumah ada banyak orang. Tapi tidak ada yang mendengar teriakan atau apa pun dari korban. Hanya saja ada teriakan dari anak korban yang masih umur sepuluh tahun yang melihat ibunya tidak bernyawa dengan leher seperti digorok dan darahnya berceceran dilantai," jelasnya. (jok/rin/yit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diejek Tak Punya Motor, Pisau Belati Bicara
Redaktur : Tim Redaksi