"Reshuffle itu sebagai lonceng bahwa pemerintah masih ada sekaligus memposisikan SBY sebagai kunang-kunang karena reshuffle yang diharapkan untuk jadi lampu penerang sudah tidak mungkin," kata Sukardi Rinakit, saat jadi narasumber dalam diskusi Dialog Kenegaraan bertema "Efektifitas Reshuffle Kabinet Terhadap Pemerintahan dan Pembangunan Daerah", di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (21/9).
Kalau Presiden SBY tidak melakukan reshuffle lanjutnya, maka SBY tidak akan tercatat sebagai apa-apanya di negeri ini
BACA JUGA: Bamsoet: Selesaikan Mumpung yang Terlibat Masih Berkuasa
"Soekarno Bapak Proklamator, Soeharto Bapak pembangunan, Gus Dus dengan pluralismenya dan Megawati dengan demokrasinyaTapi, apakah reshuffle bisa jadi jaminan kinerja kabinet akan membaik, lanjutnya, itu sangat tergantung dari SBY sendiri mengingat ada sekitar 669 instruksi Presiden SBY tidak dijalankan oleh menteri-menterinya sebagai akibat terlalu banyaknya instruksi presiden hingga meenterinya jadi binggung.
Lebih lanjut, Sukardi Rinakit menjelaskan perkiraan alasan-alasan SBY harus mereshuffle kabinetnya
BACA JUGA: Boni: Tidak Setor ke Partai, Menteri Direshuffle
"Pertama sebagai upaya untuk mencari maskot kepemimpinannya, kedua dalam rangka membangun kembali optimisme masyarakat dan ketiga sebagai progres terhadap kemajuan kesejahteraan rakyat yang selama ini diklaim mengalami keberhasilan,"jelasnya.Di luar tiga hal tersebut di atas, Sukardi juga menyarankan SBY untuk menjadikan faktor korupsi, selingkuh, sakit dan kerja anggota kabinet yang biasa-biasa saja juga sebagai pertimbangan pokok dalam mereshuffle kabinetnya.
"Anggota kabinet yang korupsi, selingkuh dan sakit-sakitan harus jadi pertimbangan pokok bagi SBY untuk mereshuffle kabinetnya," pungkas Sukardi Rinakit
BACA JUGA: El Idris Diganjar Dua Tahun Penjara
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngadu ke MA, Bisa Lewat SMS
Redaktur : Tim Redaksi