Sukidi Sebut Ikhtiar Mencintai Indonesia Tidak Boleh Luntur, Singgung Sosok Megawati

Rabu, 19 Juni 2024 – 18:54 WIB
Pemikir Kebhinekaan Sukidi. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pemikir kebhinekaan Sukidi menyatakan ikhtiar mencintai Indonesia demi menyelamatkan demokrasi dan konstitusi, tidak boleh luntur dengan alasan frustasi melihat kondisi perpolitikan saat ini.

Dia mengajak semua yang masih mencintai Indonesia untuk berani bersuara ketika penguasa seleweng.

BACA JUGA: Anak Buah Megawati Sebut Penegakan Hukum Saat Ini Seperti Orde Baru

"Untuk tanah air, harapan harus selalu disematkan. Harapan harus selalu diberikan," kata Sukidi dalam diskusi Hukum Sebagai Senjata Politik di Jakarta Selatan, Rabu (19/6).

Aktivis Muhammadiyah itu mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki tokoh yang bisa dijadikan sebagai panutan, dalam berikhtiar menyelamatkan demokrasi dan konstitusi.

BACA JUGA: Megawati Hangestri Gemilang, Jakarta BIN Menyusul Popsivo Polwan ke Final Four Proliga 2024

Dia pun menyinggung sosok Presiden kelima RI Prof. DR. (HC) Megawati Soekarnoputri yang teruji sejarah, dan secara konsisten memperjuangkan reformasi di Indonesia.

"Seorang perempuan dan warga negara itu bernama Megawati Soekarnoputri. Dia telah teruji dalam sejarah untuk melakukan kultur pelawanan terhadap otoritarianisme," ungkap Sukidi.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR: Jadikan Pilkada Pesta Demokrasi Bagi Rakyat Indonesia

Dia juga menjelaskan sikap netral dan diam bisa menjadi bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita reformasi ketika iklim demokrasi di Indonesia mau dibawa menuju otoritarianisme.

Seharusnya, kata Sukidi, rakyat Indonesia bisa mengacu sikap Megawati yang secara konsisten melawan segala bentuk otoritarianisme.

"Sikap netral, sikap diam, sikap sembunyi adalah bagian dari pengkhianatan terhadap cita-cita pendiri bangsa dan juga cita-cita reformasi. Megawati Sukarnoputri memberikan satu sikap yang tegas," katanya.

"Demokrasi harus dirawat, harus diselamatkan dari bahaya populisme otoriter. Begitu juga konstitusi, itu harus diselamatkan dari praktek permainan kasar konstitusional," pungkas Sukidi. (mcr8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah, PKS: Demokrasi Sudah Dijajah Rezim


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler