jpnn.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun dua persen hanya dalam sepekan.
Dalam sesi perdagangan Jumat (16/3), IHSG ditutup menurun 16,95 poin atau 0,27 persen ke level 6.304,95 kemarin (16/3).
BACA JUGA: Membedah Potensi Untung dan Rugi dari Pelemahan Rupiah
Asing pun mencatat net sell atau penjualan bersih sebesar Rp 2,86 triliun pekan ini.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai sentimen asing mewarnai pergerakan indeks saham.
BACA JUGA: IHSG Rebound, Rupiah Kembali Melemah
Faktornya masih seputar risiko kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada bulan ini.
Namun, dari sisi internal, fundamental makroekonomi dan fundamental para emiten sebenarnya masih bagus.
BACA JUGA: Capital Outflow Bakal Berlangsung Hingga Pertengahan Tahun
Contohnya, dari 70 emiten yang sudah melaporkan kinerja, kinerja mereka cukup baik.
Para emiten yang merepresentasikan 48 persen kapitalisasi pasar modal mencatat pendapatan naik.
Yakni, 24,87 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 1.528,43 triliun. Sementara itu, laba bersihnya naik 24,77 persen menjadi Rp 177,4 triliun.
’’Saya katakan bahwa hasil perusahaan pada 2017 bagus dan ekonomi bagus. Ini semua (penurunan IHSG) hanya persepsi sesaat,’’ ujar Tito, Jumat (16/3).
Menurut dia, pelemahan indeks saham di Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata bursa Asia yang turun dua persen lebih, bahkan ada yang lebih dari tiga persen.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulferdi menyatakan, Indonesia masih punya ekspektasi yang baik pada perekonomian domestik.
Di antaranya, inflasi yang rendah 2,5–4,5 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,1–5,4 persen pada tahun ini.
’’Hal ini hanya sementara. Secara fundamental, itu yang harus kita lihat,’’ kata Doddy. (rin/c5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Anjlok, Rupiah Melemah
Redaktur & Reporter : Ragil