Sultan Diboikot 47 Raja Se-Nusantara

Adik-adiknya Juga Tak Datang

Rabu, 29 Oktober 2008 – 06:47 WIB
JOGJA - Semula agenda Pisowanan Agung bakal dihadiri 47 raja se-NusantaraBersama Keraton Jogjakarta, raja-raja itu tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN)

BACA JUGA: Sultan Siap Berebut RI 1

Namun saat acara berlangsung, raja-raja yang dikoordinasi Ketua FKSN Raja Ida Tjokorda itu justru tak tampak
Mereka tiba-tiba menghilang di detik-detik akhir menjelang acara dimulai.

Beredar informasi, para raja yang sudah menginap di Hotel Melia Purosani itu tersinggung dengan pernyataan Sultan Hamengku Buwono X

BACA JUGA: DPR Sepakati 10 RUU Pemekaran

Dalam pernyataan ke media cetak dan elektronik, HB X mengaku tidak pernah mengundang 47 raja se-Nusantara tersebut
“Ya memang yang mengundang adalah panitia, bukan Ngarsa Dalem,” ungkap Ketua Merti Nusantara Meth Kusumohadi.

Direktur Satunama ini menceritakan kronologi di balik rencana kehadiran para raja tersebut

BACA JUGA: KPU Malut Jangan Korbankan Pemilu

Menurut dia, lima hari lalu ketua FSKN sowan ke Keraton Kilen bertemu HB XSepulang dari pertemuan itu Tjokorda mengungkapkan kesannya yang luar biasa terhadap sosok HB X.

Mengutip kesan raja dari Bali itu, apa yang dibicarakan dengan HB X sudah definitif“Yang menyatakan ini bukan hanya HB X, tapi juga para leluhurnyaIni kesan Sang raja itu,” ujar Meth yang duduk di samping HB X dan Sukardi Rinakit.

Raja Bali itu kemudian mengungkapkan bakal hadirnya sejumlah raja dari keraton-keraton se-NusantaraKarena itu, sebagai panitia, pihaknya menyediakan 21 kamarDari rencana 30 raja, ternyata yang datang ada 47 raja.

Namun dalam perkembangan kemudian, saat acara berlangsung 47 raja itu batal hadir“Kira-kira faktanya begitu, saya  tidak tahu lebih jauh daripada itu,” kilahnya.

Sukardi Rinakit lantas menimpaliIa mengaku tidak menguasai soal-soal analisis tradisionalHanya saja dia mengatakan dalam demokrasi ditandai dengan demokrasi yang tinggiHal biasa dalam demokrasi di detik-detik terakhir terjadi perbedaan pendapat“Itu biasa saja,” paparnya.

Namun dia mengingatkan poin penting soal komitmen HB X yang akan memimpin perubahan bangsaDi detik perubahan yang sangat cepat itu sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat“Tak ada persoalan dengan semua ituIni dinamikaSultan akan memimpin perubahan, bagi yang tidak mau ikut ya sudah akan ketinggalan,” bela Sukardi yang didaulat menjadi Koordinator Tim Indenpenden HB X ini

Selain tanpa dihadiri 47 raja se-Nusantara, dalam acara Pisowanan Agung itu juga tak terlihat para kepala daerah se-DIJBupati Bantul Idham Samawi, Bupati Kulonprogo Toyo S Dipo, Bupati Gunungkidul Suharto, Bupati Sleman Ibnu Subiyanto dan Wali Kota Herry Zudianto hingga acara selesai tak tampak.

Bahkan DPC PDIP Bantul saat bersamaan menggelar sosialisasi nomor 28 partai tersebut untuk Pemilu 2009Ini berbeda dengan acara Pisowanan Agung yang pernah diadakan di tempat sama pada Juli 2008Saat itu acara Pisowanan Agung digelar dalam rangka meminta penjelasan HB X soal ketidaksediaannya menjabat gubernur DIJ lagi pasca masa jabatannya berakhir Oktober 2008.

Ketidaksediaan itu terungkap dalam orasi budaya memperingatai ulang tahun ke-61 HB X pada 7 April 2007Saat Pisowanan Agung yang pertama itu, para bupati dan wali kota terlihat mendampingi HB XSama seperti bupati dan wali kota, beberapa rayi dalem (adik) HB X juga banyak yang tak tampak.

GBPH Joyokusumo, GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat yang selama ini aktif mengikuti acara-acara keraton hingga Pisowanan Agung tidak munculHanya adik kandung HB X, KGPH Hadiwinoto dan adik lain ibu GBPH Condrodiningrat yang ikut berbaur di panggung kehormatan.

Hadiwinoto mengatakan tidak ada persoalan dengan ketidakhadiran saudara-saudaranyaSoal sikap dan pilihan politik kerabat keraton, Hadiwinoto menyatakan itu merupakan hak masing-masing“Contohnya keluarga keraton ada yang di Partai Golkar dan ada pula yang di Partai Demokrat, ya nggak apa-apa,” tuturnya.

Tentang kesiapan HB X menjadi capres, Hadiwinoto mengatakan tidak pernah didiskusikan dengan adik-adiknyaPertimbangannya, persoalan itu merupakan hak preogratif HB X“Hak preogratif nggak usah dibahas, hak beliau,” terang Pengageng Paniti Kismo Keraton Jogja itu.

Hingga acara selesai, HB X didampingi permaisuri GKR Hemas, puteri sulungnya GKR Pembayun dan suaminya KPH Wironegoro serta empat orang adiknya(kus/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MA Tolak Gugatan Cagub Riau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler