Sultan DPD RI: Kegiatan Ekonomi Harus Ramah pada Kesinambungan Ekologis

Sabtu, 27 Maret 2021 – 21:58 WIB
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin (kedua kiri) menanggapi hasil studi IPB yang memproyeksikan Indonesia bakal kehilangan 55 juta hektare tutupan hutan di tahun 2040. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menanggapi hasil studi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memproyeksikan Indonesia bakal kehilangan 55 juta hektare tutupan hutan di tahun 2040.

“Data yang disampaikan oleh IPB harus menjadi warning bagi kita semua. Khususnya pemerintah dan pelaku bisnis. Sebab keseimbangan ekologis harus tetap terjaga untuk kesinambungan hidup kita semua,” ujar Sultan dalam keterangan persnya pada Sabtu (27/3/2021.

BACA JUGA: Sultan Sebut Guru Honorer Pantas Diangkat Jadi PNS

Sebelumnya, IPB melakukan studi berjudul "Conversation about the turning point of forest loss in Indonesia: a review of government targets to achieve sustainable development". Studi pada periode analisa 2016-2018 menghasilkan fakta ilmiah bahwa Indonesia diproyeksi akan kehilangan 55 juta hektare tutupan hutan di tahun 2040.

“Dengan jumlah tersebut Indonesia sudah memasukik zona bahaya deforestasi,” ujar SBN sapaan Sultan ini.

BACA JUGA: Banjir Besar di Kalsel, Walhi Singgung Degradasi Ekologis

Terpisah, Pakar kebijakan hutan dan ekonomi IPB Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan Indonesia akan kehilangan hutan sampai dengan yang tersisa proyeksi tutupan hutan (non hutan) forest lost-nya 55 juta hektare itu selama 22 tahun dari tahun 2018.

“Kurang lebih tahun 2040 itu sudah mencapai limit, mendekati garis irreversible sehingga harus kita setop,” ujar Dodok saat menjadi pembicara dalam webinar "Deforestasi di Indonesia: Kondisi dan Penyebabnya" pada Jumat 26 Maret 2021.

BACA JUGA: KLHK Hentikan Izin Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Capai 66,18 Juta Hektar

Sultan menambahkan sampai saat ini masih terjadi berbagai kerusakan, pencemaran, dan bencana alam akibat pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

Dia menilai hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkan fungsi lingkungan hidup sebagai penyediaan sumber daya alam untuk pembangunan nasional.

Senator muda asal Bengkulu ini juga menilai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup makin kompleks. Sebab, dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan dan diperkirakan akan bertambah besar apabila tidak diantisipasi melalui kegiatan adaptasi, mitigasi, dan konservasi.

Menyetir pendapat Dodik Ridho Nurrochma, menurut Sultan, hal itu tidak akan terjadi kalau Indonesia melakukan perbaikan-perbaikan multiusaha kehutanan dan berupaya membuat kebijakan pertumbuhan ekonomi yang baru.

Dia mengatakan penurunan tutupan hutan hingga 55 juta hektare baru bakal terjadi pada 2057. Sedangkan kalau tetap business as usual maka proyeksi tersebut akan benar-benar terjadi pada tahun 2040.

Sementara, jika pemerintah berupaya melakukan kebijakan baru yang meminimalisasi deforestasi, Dodik mengatakan penurunan tutupan hutan hingga 55 juta hektare baru bakal terjadi pada 2057.

Pada bagian akhir, Sultan meminta para pemangku kepentingan agar membuat regulasi yang mengedepankan aspek keadilan ekonomi, sosial dan ekologis.

“Kebijakan mengenai masalah deforestasi ini harus diformulasikan dengan mengedepankan tiga asas tersebut (keadilan, sosial, dan ekologis, red),” ujar Sultan.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler