JOGJAKARTA -- Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga Gubernur DI Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan turut merasa kehilangan atas meninggalnya Mbah Marijan"Ya jelas kehilangan
BACA JUGA: Tsunami Capai 30 Meter
Mbah Marijan itu orang yang mengerti tanggung jawab," ungkap Sri Sultan.Dia mengisyaratkan segera mencari pengganti Mbah Marijan sebagai juru kunci Merapi
BACA JUGA: Detik-Detik Akhir Mbah Marijan
"Belum akan diganti dulu, wong kondisinya masih seperti ini," katanyaGubernur Jogjakarta tersebut berharap tak ada lagi korban bencana Merapi, baik yang terkena awan panas maupun lava
BACA JUGA: Debu Vulkanik Tutupi Borobudur
Karena itu, Sri Sultan memohon dengan sangat kepada masyarakat di lereng Merapi untuk memahami situasi"Kalau disuruh turun, ya turun," tegasnyaSultan mengingatkan, bencana tsunami atau gempa tidak bisa diprediksiNamun, gunung meletus bisa diprediksi sebelumnya sehingga seharusnya tidak ada korban"Jadi, kalau ada yang meninggal, itu karena lenane orang," ucapnya.
Mbah Marijan adalah salah seorang di antara 26 orang korban meninggal yang diumumkan resmi oleh Pemkab Sleman kemarinSelain juru kunci Merapi itu, seorang wartawan Vivanews.com bernama Yuniawan Wahyu Nugroho turut menjadi korban amuk MerapiPria asal Cibinong tersebut tewas terkena awan panas saat berada di rumah Mbah Marijan.
Selain itu, seorang anggota PMI Bantul yang ikut membantu evakuasi, Tutur Priyono, pun tak luput dari mautOka Hamid, salah seorang anggota PMI, mengatakan bahwa Tutur sempat menjalin kontak melalui telepon seluler sekitar pukul 18.30, Selasa (26/10)Kontak tiba-tiba putus di tengah percakapan"Saat itu Tutur bilang mau menjemput Mbah MarijanLalu, dia teriak api-api dan senyapKami mencoba menghubungi ponsel Tutur, namun sudah tak bisa tersambung," ungkapnya kemarin.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, lima jenazah korban belum bisa diidentifikasiAda kemungkinan jumlah korban tewas masih terus bertambahSebab, kemarin tim gabungan Marinir TNI-AL dan PMI Sleman menemukan kulit tangan dan kaki beserta kuku manusia yang kering di Kinahrejo"Kulit kering ini kami temukan sekitar 100 meter di bawah rumah Mbah Marijan," beber Septiadi, anggota PMI Sleman
Kulit tangan dan kaki itu ditemukan saat tim evakuator menyusuri Kinahrejo untuk mencari kemungkinan adanya korban tewas yang tertimbun material Merapi"Hanya kulit, tak ada daging dan tulangPosisi kulit tangan seperti sedang memegang sesuatu," katanyaKulit tersebut selanjutnya diserahkan ke bagian forensik untuk diidentifikasi(yog/c3/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Ternak Hangus
Redaktur : Tim Redaksi